1.
Pengertian
Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau
rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap.
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh,
baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan
dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan
intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai
dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?) dan
tanda seru (!). Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun
tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Kalau tidak
memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah kalimat melainkan hanya
sebuah frasa. Itulah yang membedakan frasa dengan kalimat.
Berikut ini ada
beberapa pengertian yang dikemukakan
oleh para ahli tentang arti kalimat:
1.1 Kalimat merupakan satuan
bahasa yang secara relative dapat berdiri-sendiri, mempunyai pola intonasi
akhir dan terdiri-dari ataus klausa (Cook, 1971;Elson dan Picket, 1969).
1.2 Kalimat adalah suatu bentuk
linguistis, yang tidak termasuk ke dalam suatu bentuk yang lebih besar karena
merupakan suatu konstruksi gramatikal (Bloomfield, 1955).
1.3 Bloomfield, Hockett (1985)
menyatakan pengertian kalimat sebagai suatu konstitut atau bentuk yang bukan
konstituen; suatu bentuk gramatikal yang
tidak termasuk ke dalam konstruksi gramatikal lain.
1.4 Lado (1968) mengatakan bahwa kalimat adalah
satuan terkecil dari ekspresi lengkap. Pendapat lado dipertegas lagi oleh Sutan
Takdir Alisyahbana (1978) yang mengatakan bahwa kalimat adalah satuan bentuk
bahasa yang terkecil, yang mengucapkan suatu pikiran yang lengkap.
1.5 Ramlan (1996) mengatakan bahwa Kalimat adalah
satuan gramatikal yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang diserta nada
akhir turun atau naik.
Berdasarkan
pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kalimat adalah satuan
bahasa terkecil yang berupa klausa, yang dapat berdiri sendiri dan mengandung
pikiran lengkap. Atau bisa dibilang
suatu kesatuan ujar yg mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan,
perkataan, serta satuan bahasa yg secara relatif berdiri sendiri, dan mempunyai
pola intonasi final dan secara aktual ataupun potensial dimana terdiri atas
klausa.dan juga kalimat bisa juga didefinisikan sebagai
gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu pengertian dan
pola intonasi akhir.
2.
Unsur-unsur Kalimat
2.1 Subjek
Subjek
adalah unsur pokok yang terdapat pada sebuah kalimat di samping unsur predikat.
Dengan mengetahui ciri-ciri subjek secara lebih terperinci, kalimat yang
dihasilkan dapat terpelihara strukturnya. Dan
disebut juga pokok kalimat yang merupakan unsur inti dari kalimat.Biasanya berupa
kata benda atau kata lain yang dibendakan untuk mencari subjek dalam kalimat
dapat diajukan pertanyaan dengan kata tanya “siapa” dan “apa”.
v
Jawaban
atas Pertanyaan Apa atau Siapa
Penentuan subjek dapat dilakukan
dengan mencari jawaban atas pertanyaan apa atau siapa yang
dinyatakan dalam suatu kalimat. Untuk subjek kalimat yang berupa manusia,
biasanya digunakan kata tanya siapa.
v
Disertai
Kata Itu
Kebanyakan subjek dalam bahasa
Indonesia bersifat takrif (definite). Untuk menyatakan takrif, biasanya digunakan
kata itu. Subjek yang sudah takrif misalnya nama orang, nama
negara, instansi, atau nama diri lain dan juga pronomina tidak disertai kataitu.
v
Didahului
Kata Bahwa
Di dalam kalimat pasif kata bahwa merupakan
penanda bahwa unsur yang menyertainya adalah anak kalimat pengisi fungsi
subjek. Di samping itu, kata bahwa juga merupakan penanda
subjek yang berupa anak kalimat pada kalimat yang menggunakan kata adalah atau ialah.
v
Mempunyai
Keterangan Pewatas Yang
Kata yang menjadi subjek suatu
kalimat dapat diberi keterangan lebih lanjut dengan menggunakan
penghubung yang. Keterangan ini dinamakan keterangan pewatas.
v
Tidak
Didahului Preposisi
Subjek tidak didahului preposisi,
seperti dari, dalam, di, ke,kepada, pada.
Orang sering memulai kalimat dengan menggunakan kata-kata seperti itu sehingga
menyebabkan kalimat-kalimat yang dihasilkan tidak bersubjek.
v
Berupa
Nomina atau Frasa Nominal
Subjek kebanyakan berupa nomina
atau frasa nominal. Di samping nomina, subjek dapat berupa verba atau
adjektiva, biasanya, disertai kata penunjuk itu.
Contoh Kalimat
subjek:
v
Ardi bermain
bola.
v
Siswa
kelas VI sedang
menjalani ujian.
v
Melukis itu melatih kreatifitas
2.2 Predikat
Predikat
juga merupakan unsur utama suatu kalimat di samping subjek Bagian ini khusus membicarakan
ciri-ciri predikat secara lebih terperinci. Dan juga merupakan unsur inti pada kalimat yang berfungsi
untuk menerangkan subjek serta biasanya berupa kata kerja atau kata sifat. Dan
untuk mencari predikat dalam kalimat dapat diajukan pertanyaan dengan kata
tanya “mengapa” dan “bagaimana”.
v
Jawaban
atas Pertanyaan Mengapa atau Bagaimana
Dilihat dari segi makna, bagian
kalimat yang memberikan informasi atas pertanyaan mengapa atau bagaimana adalah
predikat kalimat. Pertanyaan sebagai apa atau jadi apa dapat
digunakan untuk menentukan predikat yang berupa nomina penggolong
(identifikasi). Kata tanya berapa dapat digunakan untuk
menentukan predikat yang berupa numeralia (kata bilangan) atau frasa numeralia.
v
Kata Adalah atau Ialah
Predikat kalimat dapat berupa
kata adalah atau ialah. Predikat itu terutama
digunakan jika subjek kalimat berupa unsur yang panjang sehingga batas antara
subjek dan pelengkap tidak jelas.
v
Dapat
Diingkarkan
Predikat dalam bahasa Indonesia
mempunyai bentuk pengingkaran yang diwujudkan oleh kata tidak.
Bentuk pengingkaran tidak ini digunakan untuk predikat yang
berupa verba atau adjektiva. Di samping tidak sebagai penanda
predikat, kata bukan juga merupakan penanda predikat yang berupa
nomina atau predikat kata merupakan.
v
Dapat
Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas
Predikat kalimat yang berupa
verba atau adjektiva dapat disertai kata-kata aspek seperti telah, sudah, sedang, belum,
dan akan. Kata-kata itu terletak di depan verba atau adjektiva.
Kalimat yang subjeknya berupa nomina bernyawa dapat juga disertai modalitas,
kata-kata yang menyatakan sikap pembicara (subjek), seperti ingin, hendak,
dan mau.
v
Unsur
Pengisi Predikat
Predikat suatu kalimat dapat
berupa:
1.
Kata,
misalnya verba, adjektiva, atau nomina.
2.
Frasa,
misalnya frasa verbal, frasa adjektival, frasa nominal, frasa numeralia
(bilangan).
v
Contoh
:
Rini menyanyi dengan merdu.
Tono membaca buku.
Ayah bekerja di BUMN.
2.3 Objek
Unsur kalimat ini bersifat wajib dalam susunan kalimat aktif transitif yaitu kalimat yang sedikitnya mempunyai tiga unsur utama, subjek, predikat, dan objek. Predikat yang berupa verba intransitif (kebanyakan berawalan ber- atau ter-) tidak memerlukan objek, sedangkan verba transitif yang memerlukan objek kebanyakan berawalan me-. Ciri-ciri objek ini sebagai berikut.
Unsur kalimat ini bersifat wajib dalam susunan kalimat aktif transitif yaitu kalimat yang sedikitnya mempunyai tiga unsur utama, subjek, predikat, dan objek. Predikat yang berupa verba intransitif (kebanyakan berawalan ber- atau ter-) tidak memerlukan objek, sedangkan verba transitif yang memerlukan objek kebanyakan berawalan me-. Ciri-ciri objek ini sebagai berikut.
v
Langsung
di Belakang Predikat
Objek hanya memiliki tempat di
belakang predikat, tidak pernah mendahului predikat.
v
Dapat
Menjadi Subjek Kalimat Pasif
Objek yang hanya terdapat dalam
kalimat aktif dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif. Perubahan dari aktif ke
pasif ditandai dengan perubahan unsur objek dalam kalimat aktif menjadi subjek
dalam kalimat pasif yang disertai dengan perubahan bentuk verba predikatnya.
v
Tidak
Didahului Preposisi
Objek yang selalu menempati
posisi di belakang predikat tidak didahului preposisi. Dengan kata lain, di
antara predikat dan objek tidak dapat disisipkan preposisi.
v
Didahului
Kata Bahwa
Anak kalimat pengganti nomina
ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat menjadi
unsur objek dalam kalimat transitif.
v
Merupakan
keterangan predikat yang erat hubungannya dengan predikat.
v
Biasanya
terletak di belakang predikat.
v
Dalam
kalimat pasif, objek menduduki fungsi subjek.
v
Terdiri
dari dua macam yaitu objek penderita dan objek
penyerta
v
Objek
penderita adalah kata benda atau yang dibendakan baik berupa kata atau kolompok
kata yang merupakan sasaran langsung dari perbuatan atau tindakan yang
dinyatakan oleh subjek.
v
Makna
objek penderita :
Penderita
Contoh : Pak Ali
membajak sawah
Penerima
Contoh : Ibu
menjahit baju adik
Tempat
Contoh : Wisatawan
mengunjugi Pulau Bali.
Alat
Contoh : Andi
melempar bola ke arah Budi.
Hasil
Contoh : Anak-anak
mengerjakan tugas pelajaran Bahasa Indonesia.
v
Objek
penyerta adalah objek yang menyertai subjek dalam melakukan atau mengalami
sesuatu. Makna objek penyerta :
Penderita.
Contoh : Ibu
membelikan adik buku baru.
Hasil.
Contoh : Penjahit itu
membuatkan ibu baju kebaya.
2.4 Pelengkap
Pelengkap
atau komplemen mirip dengan objek. Perbedaan pelengkap dengan objek adalah ke tidak
mampuannya menjadi subjek jika kalimatnya yang semula aktif dijadikan pasif.
Dan pelengkap dan objek memiliki
kesamaan.Kesamaan itu ialah kedua unsur kalimat ini :
- Bersifat wajib ada karena melengkapi makna verba predikat kalimat.
- Menempati posisi di belakang predikat.
- Tidak didahului preposisi.
Perbedaannya
terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat
pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang
menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap. Berikut ciri-ciri pelengkap.
v
Di
Belakang Predikat
Ciri ini sama dengan objek.
Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat, sedangkan pelengkap masih
dapat disisipi unsur lain, yaitu objek. Contohnya terdapat pada kalimat
berikut.
a) Diah mengirimi
saya buku baru.
b) Mereka membelikan
ayahnya sepeda baru.
Unsur kalimat buku baru, sepeda
baru di atas berfungsi sebagai pelengkap dan tidak mendahului
predikat.
v
Tidak
Didahului Preposisi
Seperti objek, pelengkap tidak
didahului preposisi. Unsur kalimat yang didahului preposisi disebut keterangan.
Ciri-ciri unsur keterangan dijelaskan setelah bagian ini.
2.5 Keterangan
Keterangan
merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut tentang suatu
yang dinyatakan dalam kalimat; misalnya, memberi informasi tentang tempat,
waktu, cara, sebab, dan tujuan. Keterangan ini dapat berupa kata, frasa, atau
anak kalimat. Keterangan yang berupa frasa ditandai oleh preposisi,
seperti di, ke, dari, dalam, pada, kepada, terhadap, tentang,oleh,
dan untuk. Keterangan yang berupa anak kalimat ditandai dengan kata
penghubung, seperti ketika, karena, meskipun,supaya, jika,
dan sehingga. Berikut ini beberapa ciri unsur keterangan.
v
Bukan
Unsur Utama
Berbeda dari subjek, predikat,
objek, dan pelengkap, keterangan merupakan unsur tambahan yang kehadirannya
dalam struktur dasar kebanyakan tidak bersifat wajib.
v
Tidak
Terikat Posisi
Di dalam kalimat, keterangan
merupakan unsur kalimat yang memiliki kebebasan tempat. Keterangan dapat
menempati posisi di awal atau akhir kalimat, atau di antara subjek dan
predikat.
v
Jenis
Keterangan
Keterangan
dibedakan berdasarkan perannya di dalam kalimat.
1. Keterangan Waktu
Keterangan waktu dapat berupa
kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan yang berupa kata adalah kata-kata
yang menyatakan waktu, seperti kemarin, besok, sekarang, kini, lusa, siang,
danmalam. Keterangan waktu yang berupa frasa merupakan untaian kata yang
menyatakan waktu, seperti kemarin pagi, hari Senin, 7
Mei, dan minggu depan. Keterangan waktu yang berupa anak
kalimat ditandai oleh konjungtor yang menyatakan waktu, sepertisetelah,
sesudah, sebelum, saat, sesaat, sewaktu, dan ketika.
Contoh : Andi belajar matematika pukul 8 malam
2. Keterangan Tempat
Keterangan tempat berupa frasa
yang menyatakan tempat yang ditandai oleh preposisi, seperti di, pada, dan dalam.
Contoh : Ayah akan pergi ke
Surabaya
3.Keterangan Cara
Keterangan cara dapat berupa kata
ulang, frasa, atau anak kalimat yang menyatakan cara. Keterangan cara yang
berupa kata ulang merupakan perulangan adjektiva. Keterangan cara yang berupa
frasa ditandai oleh kata dengan atau secara.
Terakhir, keterangan cara yang berupa anak kalimat ditandai oleh
kata dengan dan dalam.
Contoh : Bacalah buku
itu dengan seksama
4. Keterangan Sebab
Keterangan sebab berupa frasa
atau anak kalimat. Keterangan sebab yang berupa frasa ditandai oleh kata karena atau lantaranyang
diikuti oleh nomina atau frasa nomina. Keterangan sebab yang berupa anak
kalimat ditandai oleh konjungtor karena atau lantaran.
Contoh : Toni tidak
naik kelas karena malas belajar
5. Keterangan Tujuan
Keterangan ini berupa frasa atau
anak kalimat. Keterangan tujuan yang berupa frasa ditandai oleh kata untuk atau demi,
sedangkan keterangan tujuan yang berupa anak kalimat ditandai oleh
konjungtor supaya, agar, atau untuk.
Contoh : Bayi harus
minum susu supaya sehat
6. Keterangan Aposisi
Keterangan aposisi memberi
penjelasan nomina, misalnya, subjek atau objek. Jika ditulis, keterangan ini
diapit tanda koma, tanda pisah (–), atau tanda kurang.
Perhatikan
contoh berikut.
v
Dosen
saya, Bu Erwin, terpilih sebagai dosen teladan.
7. Keterangan Tambahan
Keterangan tambahan memberi
penjelasan nomina (subjek ataupun objek), tetapi berbeda dari keterangan
aposisi. Keterangan aposisi dapat menggantikan unsur yang diterangkan,
sedangkan keterangan tambahan tidak dapat menggantikan unsur yang diterangkan.
Seperti contoh berikut.
Ø
Siswanto, mahasiswa
tingkat lima, mendapat beasiswa.
Keterangan tambahan (tercetak
miring) itu tidak dapat menggantikan unsur yang diterangkan yaitu kata Siswanto.
8. Keterangan Pewatas
Keterangan pewatas memberikan
pembatas nomina, misalnya, subjek, predikat, objek, keterangan, atau pelengkap.
Jika keterangan tambahan dapat ditiadakan, keterangan pewatas tidak dapat
ditiadakan. Contohnya sebagai berikut.
Ø
Mahasiswa yang
mempunyai IP tiga lebih mendapat beasiswa.
Contoh diatas menjelaskan bahwa
bukan semua mahasiswa yang mendapat beasiswa, melainkan hanya mahasiswa
yang mempunyai IP tiga lebih.
3.
Pola
Kalimat
Kalimat
yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat
dasar yang sangat terbatas. Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita
gunakan berasal dari beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan
kita masing-masing, kalimat dasar tersebut kita kembangkan, yang
pengembangannya itu tentu saja harus didasarkan pada kaidah yang berlaku.
Berdasarkan keterangan
sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa kalimat dasar ialah kalimat yang
berisi informasi pokok dalam struktrur inti, belum mengalami perubahan.
Perubahan itu dapat berupa penambahan unsur seperti penambahan keterangan
kalimat ataupun keterangan subjek, predikat, objek, ataupun pelengkap. Kalimat
dasar dapat dibedakan ke dalam delapan tipe sebagai berikut.
3.1 Kalimat
Dasar Berpola S P
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat. Predikat
kalimat untuk tipe ini dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau
kata bilangan. Misalnya:
o Mereka / sedang
berenang.
S
P
(kata kerja)
o Ayahnya / guru
SMA.
S
P
(kata benda)
o Gambar itu /
bagus.
S
P
(kata sifat)
o Peserta penataran
ini / empat puluh orang.
S
P
(kata bilangan)
3.2 Kalimat
Dasar Berpola S P O
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan objek.
subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba transitif, dan
objek berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:
Mereka
/ sedang menyusun / karangan ilmiah.
S
P
O
3.3 Kalimat
Dasar Berpola S P Pel.
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur
subjek, predikat, dan pelengkap. Subjek berupa nomina atau frasa nominal,
predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, dan pelengkap berupa nomina
atau adjektiva. Misalnya:
Anaknya / beternak / ayam.
S
P
Pel.
3.4 Kalimat
Dasar Berpola S P O Pel.
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur
subjek, predikat, objek, dan pelengkap. subjek berupa nomina atau frasa
nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa
nominal, dan pelengkap berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:
Dia / mengirimi / saya / surat.
S
P
O
Pel.
3.5 Kalimat
Dasar Berpola S P K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur
subjek, predikat, dan harus memiliki unsur keterangan karena diperlukan oleh
predikat. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba
intransitif, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
Mereka / berasal / dari Surabaya.
S
P
K
3.6 Kalimat
Dasar Berpola S P O K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan
keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nomina, predikat berupa verba
intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa
frasa berpreposisi. Misalnya:
Kami / memasukkan / pakaian / ke
dalam lemari.
S
P
O
K
3.7 Kalimat
Dasar Berpola S P Pel. K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, pelengkap, dan
keterangan. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba
intransitif atau kata sifat, pelengkap berupa nomina atau adjektiva, dan
keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya :
Ungu /
bermain / musik / di atas panggung.
S P
Pel.
K
3.8 Kalimat
Dasar Berpola S P O Pel. K
Kalimat dasar tipe ini
memiliki unsur subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. subjek
berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek
berupa nomina atau frasa nominal, pelengkap berupa nomina atau frasa nominal,
dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
Dia / mengirimi / ibunya / uang /
setiap bulan.
S
P
O
Pel. K
4.
Macam-macam
Kalimat
Kalimat adalah
gabungan dari dua kata atau lebih yang menghasilkan sebuah pengertian dan
pola intonasi akhir.
v
Berdasarkan
jumlah klausa yang terkandung di dalamnya, kalimat dibedakan atas:
4.1 kalimat tunggal
(kalimat
yang hanya mengandung satu klausa/satu pola S-P)
4.2 kalimat majemuk
(kalimat yang mengandung lebih dari satu
klausa/lebih dari satu pola S-P)
v
Kalimat
majemuk, berdasarkan hubungan antar klausanya dibedakan lagi atas:
4.2.1 kalimat majemuk setara
ialah kalimat majemuk yang klausa-klausanya sama tinggi kedudukannya. kalimat
majemuk setara dibagi menjadi 5 bagian :
a. Kalimat Majemuk Setara
Penggabungan: kalimat yang menggunakan kata penghubung dan
b. Kalimat Majemuk Setara
Penguatan: kalimat yang menggunakan kata penghubung bahkan
c. Kalimat Majemuk Setara
Pemilihan: kalimat yang menggunakan kata penghubung atau
d.
Kalimat Majemuk Setara Berlawanan: kalimat yang menggunakan kata penghubung
tetapi, sedangkan, melainkan
e. Kalimat Majemuk Setara Urutan
Waktu: kalimat yang menggunakan kata penghubung kemudian, lalu, lantas.
4.2.2 kalimat majemuk betingkat
adalah dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda yang
memiliki unsur induk kalimat dan anak kalimat.
Contoh : Ayah mencuci motor
ketika matahari berada di ufuk timur.
4.2.3 kalimat majemuk campuran
gabungan antara kalimat majemuk tunggal dan kalimat majemuk setara. Contoh:
Andi bermain dengan budi.
4.2.4 kalimat majemuk rapatan
DAFTAR PUSTAKA:
http://kumpulanmakalahmatakuliahakpercianjur.blogspot.com/p/pola-dasar-kalimat-bahasa-indonesia.html
0 komentar:
Posting Komentar