Jumat, 27 April 2012

KELOMPOK DALAM ORGANISASI



kelompok merupakan suatu kumpulan orang yang berinteraksi satu sama lain secara teratur dalam suatu periode tertentu, dan merasakan adanya ketergantungan diantara mereka dalam rangka mencapai satu atau lebih tujuan bersama. Sedangkan organisasi adalah suatu organisasi bisa diartikan sebagai suatu alat atau wadah kerjasama untuk mencapai tujuan bersama.
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa kelompok dalam organisasi ialah kumpulan dari dua atau lebih manusia yang saling berkumpul bersama untuk memecahkan suatu masalah atau mencari suatu solusi tertentu untuk mencapai suatu tujuan bersama.

·         Peran kelompok dalam suatu organisasi
keterlibatan kelompok dalam suatu organisasi dapat dilakukan dengan mekanisme pembagian atas individu–individu agar membentuk suatu kumpulan yang mempunyai pola dan sistem kerja.
          Suatu kelompok pada dasarnya adalah sekumpulan individu yang berada dalam suatu organisasi dimana para anggotanya saling mempunyai ketergantungan satu sama lain dalam melaksanakan suatu kinerja secara terstruktur.
Organisasi lebih mengutamakan atas pencapaian tujuan dasar yang lebih mengedepankan kepada hasil yang ingin dicapai. Suatu kinerja kelompok akan lebih efisien ketika di letakkan di ruang lingkup organisasi karena suatu tujuan akan lebih cepat tercapai jika didalam pengelolaannya dikerjakan secara berstruktur atau berkelompok.

·         Pengertian Kelompok
Disini akan saya jelaskan mengenai definisi dari kelompok menurut beberapa ahli, yaitu sebagai berikut:

1. Interaksi Interpersonal
a) Homans (1950) : Kelompok adalah sejumlah individu berkomunikasi satu dengan yang lain dalam jangka waktu tertentu yang jumlahnya tidak terlalu banyak, sehingga tiap orang dapat berkomunikasi dengan semua anggota secara langsung.
b) Bonner (1959) : Kelompok adalah sejumlah individu yang berinteraksi dengan individu yang lain.
c)  Stogdill (1959) : Satu sistem interaksi terbuka dimana pola interaksi tersebut   ditentukan oleh struktur sistem tersebut.

2. Persepsi Keanggotaan
a) Smith (1945) : Kelompok sosial adalah satu unit yang terdiri dari sejumlah organisme yang mempunyai persepsi kolektif tentang kesatuan mereka dan mempunyai kemampuan untuk berbuat dan bertingkah laku dengan cara yang sama terhadap lingkungan.
b) Bales (1950) : Kelompok kecil adalah sejumlah orang yang berinteraksi secara langsung dimana masing-masing anggota menerima persepsi dan impresi pertama dengan yang lain dan memberi reaksi satu dengan yang lain.

3. Kesaling tergantungan
a) Lewin (1951) : Konsep tentang kelompok sebagai satu dinamika haruslah memasuki definisi tentang kesaling tergantungan anggota. 
b) Friedler (1967) : Kelompok itu adalah individu yang mempunyai takdir bersama dimana jika satu kejadian mempengaruhi seseorang dalam kelompok maka anggota lain akan terpengaruh. 
c) Cartwright dan Zender (1968) : Kelompok itu sekumpulan individu yang mempunyai hubungan antar anggota yang satu dengan yang lain yang membuat mereka saling tergantung dalam tingkatan tertentu.

4. Tujuan
a) Mills (1967) : Kelompok adalah satu unit yang terdiri dari dua orang atau lebih yang bekerja sama atau melakukan kontak untuk mencapai satu tujuan dan yang mempertimbangkan kerjasama diantara kelompok sebagai satu yang berarti.
b) Freedman (1936) : Orang masuk dalam kelompok antara lain dalam rangka mencapai tujuan kelompok tersebut.

5. Motivasi
a) Catell (1951) : Kelompok adalah sekumpulan organisme yang saling berhubungan satu dengan lain untuk memenuhi kebutuhan tiap anggota.
b) Bass (1960): Kelompok adalah sekumpulan individu dimana keberadaannya sebagai kelompok menjadi reward.

6. Organisasi Terstruktur
a) Mc David dan Harari : Organisasi sebagai kelompok adalah sistem terorganisasi dimana ada dua orang atau lebih individu yang berhubungan dalam fungsi yang sama, mempunyai seperangkat standar tentang hubungan peran anggota dan mempunyai morma yang mengatur tingkah laku anggota kelompok.
b) Sherif dan Sherif (1959) : Kelompok adalah unit sosial yang ditandai sejumlah individu yang mempunyai status, hubungan peran, norma tertentu yang semuanya itu mengatur tingkah laku anggota kelompok.
c) Stogdill (1959) : Satu sistem interaksi terbuka dimana pola interaksi tersebut ditentukan oleh struktur sistem tersebut.

7. Mutual Influence
a) Shaw (1979) : Dua atau lebih individu yang berinteraksi satu dengan yang lain dimana masing-masing anggota mempengaruhi satu dengan yang lain.

Maka dapat saya simpulkan bahwa pengertian kelompok tidak terlepas dari unsur-unsur berupa keberadaan dua orang atau lebih yang melakukan interaksi dan saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Namun ini tidak berlaku bagi sekumpulan individu yang tidak memenuhi unsur-unsur di atas, maka belumlah dikatakan sebagai kelompok misalnya penonton sepakbola yang menjadi sekumpulan individu namun mereka tidak saling mengenal dan tidak melakukan interaksi.

·         Peran individu dalam suatu organisasi
keterlibatan dan partisipasi anggota {individu} dalam organisasi menjadi menjadi lebih penting ketika organisasi tersebut memulai suatu fungsi karena tanpa keterlibatanya kegunaan atau fungsional organisasi tersebut tidak akan berjalan sebagaimana mestinya.
Keterlibatan dan partisipasi juga cenderung menghasilkan suatu kinerja, pola kegiatan serta hasil dari keterlibatan seluruh unsur manusia dalam organisasi akan menghasilkan suatu fungsi dalam organisasi.
Masing–masing dari individu tersebut di dalam suatu organisasi mempunyai peran yang beragam dan mempunyai keterikatan terhadap suatu wadah, yaitu organisasi. Individu merupakan komponen vital dalam suatu organisasi tetapi tidak efisien jika “individu” ingin mencapai suatu tujuan dasar organisasi. Karena individu tidak mempunyai struktur dan sistem untuk mencapai suatu tujuan organisasi.

·         KELOMPOK FORMAL DAN INFORMAL

·         Kelompok Formal
Pada kelompok ini ditandai dengan adanya peraturan dan anggotanya diangkat oleh organisasi. Dan  merupakan kelompok yang dengan sengaja direncanakan dan strukturnya secara tegas disusun. kelompok formal harus memiliki tujuan atau sasaran . Tujuan kelompok ini akan menentukan struktur kelompoknyanya. Jadi, struktur kelompok merupakan suatu kerangka yang menunjukkan seluruh kegiatan-kegiatan untuk pencapaian tujuan kelompok , hubungan antar fungsi-fungsi, serta wewenang dan tanggung jawabnya.

·         KELOMPOK KERJA FORMAL
Dalam hal ini mempunyai beberapa tipe utama kelompok kerja formal,yaitu:
1.  Kesatuan tugas khusus (special task forces) : Kesatuan tugas khusus atau tim, dibentuk untuk menangani suatu masalah atau tugas khusus. Kesatuan ini keberadaannya hanya sampai tugas diselesaikan atau masalah terpecahkan. Kesatuan tugas biasanya dibentuk untuk menangani masalah - masalah dan tugas –tugas yang kompleks dan melibatkan beberapa satuan kerja organisasi yang meliputi para wakil dari suatu organisasi, ditambah para ahli yang secara teknis diperlukan untuk menangani masalah atau tugas.
2.  Panitia : Panitia tetap (standing committess ) dan panitia Ad hoc. Panitia tetap ( dikenal sebagai panitia sruktural ) adalah bagian tetap dari struktur suatu organisasi yang dibentuk untuk menangani tugas yang terus-menerus ada dalam organisasi seperti panitia anggaran, panitia pengembangan, produk baru, panitia pembelian, dsb. Panitia ini biasanya membuat rekomendasi formal kepada menejer tingkat atas atau mempunyai wewenang untuk membuat keputusan sendiri bagi suatu kegiatan organisasi yang terbatas. Panitia Ad Hoc mempunyai fungsi yang serupa dengan panitia tetap, hanya tidak bersifat tetap. Tujuan dibentuknya panitia manajemen adalah untuk mengkoordinasikan dan mempertukarkan informasi, memberi saran manajemen, puncak atau bahkan membuat keputusan sendiri.
3.   dewan atau komisi: merupakan kumpulan dari orang yang mempunyai hak memutuskan dalam suatu kelompok kerja dan merupakan suatu kelompok yang berhak memutuskan atau pencarian solusi dengan kesepakatan bersama dalam memutuskan hal tersebut atau pilihan yang akan diambil oleh suatu kelompok.

·         KELOMPOK INFORMAL
Merupakan suatu kelompok yang tumbuh dari proses interaksi, daya tarik, dan kebutuhan seseorang.Keanggotaan kelompok biasanya tidak teratur dan keanggotaanya biasanya ditentukan oleh daya tarik bersama dari individu dan kelompok.Kelompok ini terjadi pembagian tugas yang jelas tapi bersifat informal dan hanya berdasarkan kekeluargaan dan simpati.

Kebutuhan-kebutuhan yang mendasari terbentuknya organisasi informal :
1. Kebutuhan sosial
Orang membutuhkan lebih dari sekedar komunikasi yang bersifat formal berdasarkan struktur dalam kelompok formal. Orang butuh lebih dari itu untuk memenuhi kebutuhannya sosialnya.
2. Pengetahuan perilaku yang dapat diterima
Melalui kelompok informal, orang akan mendapatkan pengetahuan-pengetahuan tentang berbagai perilaku yang dapat diterima di lingkungan organisasi. Hal tersebut tentu saja tidak mungkin disampaikan dalam kelompok formal.
3. Perhatian / simpati
Membangun perhatian atau simpati dapat pula dilakukan melalui organisasi informal,karena disini orang melakukan proses sosialisasi tanpa adanya batas atau tanpa melihat posisi dalam kelompok formalnya.
4. Bantuan dalam pencapaian tujuan
Organisasi informal juga membantu kelompok formal dalam mencapai tujuannya, melalui bentuk komunikasi untuk mempermudah anggota kelompok lebih paham tanpa melalui saluran-saluran yang resmi.
5. Kesempatan berpengaruh dan berkreasi
Melalui kelompok informal seseorang diberi kebebasan untuk berkreasi dan mempengaruhi orang lain sesuatu yang mungkin tidak pernah terjadi ( karena posisi yang dimilikinya ) dalam kelompok formalnya.
6. Pelestarian nilai-nilai budaya
Secara sadar atau tidak sadar, organisasi kelompok turut melestarikan dan mensuburkan nilai-nilai budaya yang dimiliki kelompok. Walaupun secara formal budaya ini juga disampaikan dan dikembangkan pada seluruh anggota kelompok.
7. Komunikasi dan informasi
Kebutuhan terakhir yang mendasari kelompok informal adalah kebutuhan akan komunikasi dan informasi. Terutama komunikasi dan informasi yang tidak bisa disampaikan atau tertutup melalui organisasi formal.

Pada hal ini yang menjadi pembeda antar kelompok formal dan informal adalah terletak pada aturan-aturan yang diberlakukan.

Ø  Pengalaman Dalam Berkelompok
Dari mulai smp sampai masuk di perguruan tinggi pasti kita tidak terlepas dari yang namanya suatu kelompok, baik itu kelompok tugas ataupun kelompok belajar. sesuai dengan pengalaman saya pada saat ditugaskan oleh dosen membentuk suatu kelompok untuk membuat suatu makalah yang natinya harus  dipersentasikan, dan kebetulan saya disitu ditunjuk sebagai ketua kelompok. Disini saya mulai memainkan tugas saya sebagai ketua kelompok yaitu dengan mengumpulkan para anggota kelompok saya dan mulai membagi-bagikan tugas kepada anggota kelompok saya. Adapun kendala yang saya dapat dari situ yaitu ada beberapa anggota saya yang tidak dapat menemukan materi yang saya bagikan untuk pembuatan makalah tersebut, dan pada saat itu saya mulai membackup atau menghandle tugas anggota yang tidak dapat menemukan materi yang tidak dapat dia cari. Setelah semua materi dari anggota lain dikumpulkan bersama , saya mulai menyusun materi tersebut dan setelah materi tersebut telah tersusun rapih dan telah di edit. Saya mulai menujuk salah satu anggota yang bertugas untuk mengeprint dan menjilid makalah yang akan di persentasikan tersebut. Disini dapat saya simpulkan bahwa suatu teamwork atau kelompok dalam mengerjakan suatu tugas lebih untung dibandingkan dengan seseorang yang individualis (bekerja sendirian). Karna dengan adanya kelompok , tugas yang kita akan cari dapat lebih ringan karna adanya pembagian tugas yang akan dikerjakan dan dapat menguntungkan kita dari segi tenaga, pikiran dan efisiensi waktu pengerjaan tugas tersebut.

DISADUR DARI:

Kamis, 26 April 2012

TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Keputusan adalah suatu tindakan yang mengarah pada tujuan tertentu yang dilakukan oleh seorang orang atau beberapa orang yang berkenaan dengan suatu masalah. Tindakan tersebut dapat berupa kebijakan pengambilan keputusan yang biasanya bukan merupakan keputusan tunggal, artinya keputusan diambil dengan cara mengambil beberapa keputusan yang saling terkait dengan masalah yang ada. Pengambilan keputusan dapat diartikan sebagai pemilihan alternatif terbaik dari beberapa pilihan alternatif yang tersedia. Ada beberapa definisi teori pengambilan keputusan menurut beberapa tokoh diantaranya sebagai berikut.

DEFINISI TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENURUT BEBERAPA TOKOH:

Ø  Fred Luthans dalam bukunya Perilaku Organisasi menyebutkan bahwa pengambilan keputusan didefinisikan secara universal sebagai pemilihan alternatif.
Ø   Chester Barnard dalam The Function of the Executive bahwa analisis komprehensif mengenai pengambilan keputusan disebutkan sebagai suatu “proses keputusan yang merupakan teknik untuk mempersempit pilihan”.
Ø  Sementara dalam bahanajar DR. Mohammad Abdul Mukhyi, SE., MM bahwa membuat keputusanadalah “The process of choosing a course of action for dealing with a problem or opportunity”. Proses pemilihan keputusan untuk kesepakatan dalam pemecahan masalah.
Ø  G. R. Terry Pengambilan keputusan dapat didefenisikan sebagai “pemilihan alternatif kelakuan tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada”.
Ø  Harold Koontz dan Cyril O’Donnel Pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara alternatif-alternatif mengenai sesuatu cara bertindak adalah inti dari perencanaan. Suatu rencana dapat dikatakan tidak ada, jika tidak ada keputusan suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.
Ø  Theo Haiman Inti dari semua perencanaan adalah pengambilan keputusan, suatu pemilihan cara bertindak. Dalam hubungan ini kita melihat keputusan sebagai suatu cara bertindak yang dipilih oleh manajer sebagai suatu yang paling efektif, berarti penempatan untuk mencapai sasaran dan pemecahan masalah.
Ø  Drs. H. Malayu S.P Hasibuan Pengambilan keputusan adalah suatu proses penentuan keputusan yang terbaik dari sejumlah alternative untuk melakukan aktifitas-aktifitas pada masa yang akan datang.
Ø  Chester I. Barnard Keputusan adalah perilaku organisasi, berintisari perilaku perorangan dan dalam gambaran proses keputusan ini secara relative dan dapat dikatakan bahwa pengertian tingkah laku organisasi lebih penting dari pada kepentingan perorangan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan erat kaitannya dengan pemilihan suatu alternatif untuk menyelesaikan atau memecahkan suatu masalah serta memperoleh kesempatan.
  


Ø  Berdasarkan kompleksitasnya keputusan organisasi dapat dibedakan menjadi dua kategori, yakni:

        1. Keputusan Terprogram
Merupakan keputusan yang berulang dan telah ditentukan sebelumnya, dalam keputusan terprogram prosedur dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang dialami organisasi. Keputusan terprogram memiliki struktur yang baik karena pada umumnya kriteria bagaimana suatu kinerja diukur sudah jelas, informasi mengenai kinerja saat ini tersedia dengan baik, terdapat banyak alternatif keputusan, dan tingkat kepastian relatif yang tinggi. Tingkat kepastian relatif adalah perbandingan tingkat keberberhasilan antara 2 alternatif atau lebih. Jenis pengambilan keputusan ini juga.mengandung suatu respons otomatik terhadap kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Masalah yang bersifat pengulangan dan rutin dapat diselesaikan dengan pengambilan keputusan jenis ini. Tantangan yang besar bagi seorang analis adalah mengetahui jenis-jenis keputusan ini dan memberikan atau menyediakan metode-metode untuk melaksanakan pengambilan keputusan yang terprogram di mana saja. Agar pengambilan keputusan harus didefinisikan dan dinyatakan secara jelas. Bila hal ini dapat dilaksanakan, pekerjaan selanjutnya hanyalah mengembangkan suatu algoritma untuk membuat keputusan rutin dan otomatik. Dalam kebanyakan organisasi terdapat kesempatan-kesempatan untuk melaksanakan pengambilan keputusan terprogram karena banyak keputusan diambil sesuai dengan prosedur pelaksanaan standar yang sifatnya rutin. Akibat pelaksanaan pengambilan keputusan yang terprogram ini adalah membebaskan manajemen untuk tugas-tugas yang lebih penting.Contoh keputusan terprogram adalah, aturan umum penetapan harga pada industri rumah makan dimana makanan akan diberi harga hingga 3 kali lipat dari direct costan, kompen atau denda karna telat melakukan pengembalian buku ke perpustakaan, pemberian cuti kepada mahasiswa karna ada suatu hal yang bermasalah, pemutusan sambungan telepon atau listrik dikarenakan terlambat melakukan pembayaran.

    Kasus yang paling mudah dilihat atau ditemukan pada keseharian kita adalah disaat kita akan meminjam buku di perpustakaan , pasti yang pertama kali kita keluarkan pada saat ingin meminjam buku ialah kartu perpustakaan , dimana berarti kita telah terdaftar sebagai anggota perpustakaan dan berhak untuk meminjam. dan disitu pun telah terdapat peraturan-peraturan yang diberitahu. Terutama  biasanya apabila kita telat pada saat pengembalian buku dan atau diluar waktu yang telah ditetapkan pada saat pengembalian buku, maka kita akan diberikan denda karna keterlambatan pengembalian buku tersebut. Dan peraturan itulah yang disebut sebagai keputusan terprogram.


     2. Keputusan Tidak Terprogram

Keputusan ini belum ditetapkan sebelumnya dan pada keputusan tidak terprogram tidak ada prosedur baku yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan. Keputusan ini dilakukan ketika organisasi menemui masalah yang belum pernah mereka alami sebelumnya, sehingga organisasi tidak dapat memutuskan bagaimana merespon permasalahan tersebut, sehingga terdapat ketidakpastian apakah solusi yang diputuskan dapat menyelesaikan permasalahan atau tidak, akibatnya keputusan tidak terprogram menghasilkan lebih sedikit alternatif keputusan dibandingkan dengan keputusan terprogram selain itu tingginya kompleksitas dan ketidakpastian keputusan tidak terprogram pada umumnya melibatkan perencanaan strategik.dan juga menunjukkan proses yang berhubungan dengan masalah-masalah yang tidak jelas. Dengan kata lain, pengambilan keputusan jenis ini meliputi proses- proses pengambilan keputusan untuk menjawab masalah-masalah yang kurang dapat didefinisikan. Masalah-masalah ini umumnya bersifat kompleks, hanya sedikit parameter'parameter yang diketahui dan kebanyakan parameter yang diketahui bersifat probabilistik. Untuk menjawab m'asalah ini diperlukan seluruh bakat dan keahlian dari pengambilan keputusan, ditambah dengan bantuan sistem infofmasi. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan keputusan tidak terprogram dengan baik. Perluasan fasilitas-fasilitas pabrik, pengembangan produk baru, pengolahan dan pengiklanan kebijaksanaan-kebijaksanaan, manajemen kepegawaian, dan perpaduan semuanya adalah contoh masalah-masalah yang memerlukan keputusan-keputusan yang tidak terprogram. Sangat banyak waktu yang dikorbankan oleh pegawai-pegawai tinggi pemerintahan, pemimpin-pemimpin perusahaan, administrator sekolah dan manajer organisasi lainnya dalam menjawab masalah dan mengatasi konflik. Ukuran keberhasilan mereka dapat dihubungkan secara langsung kepada mutu informasi yang mendasari tugas ini. Contoh kasusnya: keputusan untuk membangun dan mengembangkan pabrik baru disini kita tidak mengetahu bagaimana prospek kedepannya apabila, pada saat proses pembangunan berlangsung terdapat trouble atau kendala-kendala yang pada akhirnya akan menambah pengeluaran dan memperlambat waktu penyelesaian pabrik tersebut, keputusan suatu perusahaan untuk melakukan merger karena untuk menghindari kerugian dan kepailitan.

Disadur dari:

 

Dimas Amiluhur Blak Magik is Designed by productive dreams for smashing magazine Bloggerized by Blogger Template © 2009