Rabu, 24 Oktober 2012

PARAGRAF / ALINEA



 
1.      Pengertian Paragraf / Alinea
Paragraf (Alenia) merupakan kumpulan suatu kesatuan pikiran yang lebih tinggi dan lebih luas dari pada kalimat. Alenia merupakan kumpulan kalimat, tetapi kalimat yang bukan sekedar berkumpul, melainkan berhubungan antara yang satu dengan yang lain dalam suatu rangkaian yang membentuk suatu kalimat. atau dapat juga di sebut Paragraf adalah suatu penuangan ide penulis melalui kalimat atau kumpulan alimat yang satu dengan yang lain yang berkaitan dan hanya memiliki suatu topic atau tema. Paragraf juga disebut sebagai karangan singkat.
Dalam paragraph terkandung satu unit pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam kalimat tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat topic, dan kalimat penjelas sampai kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling berkaitan dalam satu rangkaian untuk membentuk suatu gagasan.Panjang pendeknya suatu paragraph akan ditentukan oleh banyak sedikitnya gagasan pokok yang diungkapkan. Bila segi-seginya banyak, memang layak kalau alenianya sedikit lebih panjang, tetapi seandainya sedikit tentu cukup dengan beberapa kalimat saja.
Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya terdiri atas satu kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam pembahasan ini wujud alinea semacam itu dianggap sebagai pengecualian karena disamping bentuknya yang kurang ideal jika ditinjau dari segi komposisi, alinea semacam itu jarang dipakai dalam tulisan ilmiah. Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang komposisi, pembicaraan tentang paragraf sebenarnya ssudah memasuki kawasan wacana atau karangan sebab formal yang sederhana boeh saja hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi, tanpa kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah karangan.

2.      Syarat-syarat Paragraf / Alinea

2.1  Adanya Kepaduan
Kepaduan kalimat akan terwujud jika aliran kalimat dalam alinea berjalan mulus dan lancer serta logis. Selain dengan repetisi dan kata ganti, kepaduan dapat dijalin dengan kata atau frasa penghubung.
Contoh Alinea :
Salah satu presiden yang unik dan nyentrik di dunia ini adlah Abdurrahman Wahid. Beliau dapat terpilih menjadi presiden walaupun mempunyai penglihatan yang tidak sempurna. Presiden ke-4 Republik Indonesia ini diawal masa jabatannya terlalu sering melakukan kunjungan ke luar negeri sehingga mengundang kritik pedas terutama dari lawan politiknya. Kyai dari Jawa timur ini juga sering mengeluarkan pernyataan yang kontroversial dan inkonsisten. Akibatnya, mantan ketua PBNU ini sering diminta untuk mengundurkan diri dari jabatannya. Namun, Gus Dur tetap pada prinsipnya dan tidak bergening menghadapi semua itu.
Kepaduan dalam kalimat dapat dibangun dengan memperhatikan :
A. Unsur kebahasaan
2.1.1 Repetisi.
Pengulangan kata- kata yang cukup penting atau menjadi topic
         pembahasan.
2.1.2 Kata ganti.
Kata yang dipakai untuk mengganti subyek pembicara
a. kata ganti orang pertama (I) : aku, saya, ku.
b. kata ganti orang kedua (II) : kamu, mu, kamu sekalian.
c. kata ganti orang ketiga (III) : Anda, Dia, Beliau, mereka, nya.
2.1.3 Kata transisi : kata yang berada di antara kata ganti dan kata repetisi.
Macam-macam kata transisi :
a. berhubungan dengan pertambahan.
b. berhubungan dengan perbandingan
c. berhubungan dengan pertentangan.
d. berhubungan dengan tempat.
e. berhubungan dengan tujuan.
f.  berhubungan dengan waktu.
g. berhubungan dengan singkatan.

3.      Unsur-unsur Paragraf/ Alinea
3.1 Kalimat Topik/utama/kalimat pokok.
Kalimat topik adalah kalimat yang berisi ide pokok atau ide utama alinea.
Ciri kalimat topik :
            o Merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri.
            o Mengandung permasalahan yang potensial untuk dirinci dan diuraikan 
               lebih lanjut.
            o Mempunyai arti yang cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat 
               lain.
            o Dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambung dan frasa transisi.
3.2 Kalimat Penjelas/kalimat pendukung.
Kalimat penjelas adalah kalimat yang berfungsi untuk menjelaskan atau mendukung ide utama kalimat.
Ciri kalimat penjelas :
            o Sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri (dari segi arti).
            o Arti kalimat kadang-kadang baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat
               lain dalam satu alinea.
            o Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung dan frasa
               transisi.
            o Isinya berupa rincian, keterangan, contoh dan data tambahan lain yang 
               bersifat mendukung kalimat topik.

4.      Tujuan Paragraf/Alinea.
Tujuan pembentukan paragraph:
4.1 Memudahkan pengertian dan pemahaman terhadap satu tema.
4.2 Memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar dan normal.

5.      Macam-macam Pargaraf /alinea.

5.1Menurut posisi kalimat topiknya
5.1.1 Paragraf Deduktif
Paragraf dimana kalimat topik ditempatkan pada awal paragraf , lalu menyusul uraian atau rincian permasalahan paragraf.
Contoh :
Indonesia dikenal sebagai negara maritim. Oleh sebab itu, Indonesia kaya akan hasil laut, antara lain ikan dan mutiara. Selain itu, Indonesia juga kaya akan objek wisata maritim.
5.1.2 Paragraf Induktif
Paragraf dimana kalimat topik ditempatkan pada akhir paragraf. Kalimat penjelasan disajikan terlebih dahulu.
Contoh :
Semua orang menyadari bahwa bahasa merupakan sarana pengembangan budaya. Tanpa bahasa, sendi-sendi kehidupan akan lemah. Komunikasi tidak lancar. Informasi tersendat-sendat. Memang bahasa alat komunikasi yang penting, efektif, dan efisien.
5.1.3 Paragraf Deduktif – Induktif
Paragraf dimana kalimat topik ditempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf.
Contoh :
Buku merupakan sarana utama dalam mencari ilmu. Dengan buku orang bisa mengetahui ilmu dari berbagai belahan dunia. Dari buku pula kita bisa mendapat hiburan dan menambah pengalaman. Jelaslah bahwa buku sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia.
5.1.4 Paragraf penuh kalimat topik
Paragraf yang mempunyai kalimat-kalimat yang sama pentingnya sehingga tidak satu pun kalimat yang bukan kalimat topik.
Contoh :
Matahari belum tinggi benar. Embun masih tampak berkilauan. Warna bunga menjadi sangat indah diterpa sinar matahari. Tampak kupu-kupu dengan berbagai warna terbang dari bunga yang satu ke bunga yang lain. Angin pun semilir terasa menyejukkan hati.

5.2 Menurut Sifat Isinya
5.2.1 Paragraf Persuatif
Paragraf yang mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak pembaca.
Ciri-cirinya : adanya ajakan atau bujukan untuk berbuat sesuatu.
Contoh :
Penggunaan pestisida dan pupuk kimia untuk tanaman dalam jangka waktu lama tidak lagi menyuburkan tanaman dan memberantas hama. Pestisida justru dapat mencemari lingkungan dan menjadikan tanah lebih keras sehingga perlu pengolahan dengan biaya yang tinggi. Oleh sebab itu, hindarilah penggunaan pestisida secara berlebihan.
5.2.2 Paragraf Argumentatif
Paragraf yang membahas suatu masalah dengan bukti-bukti atau alas an yang mendukung..
Ciri-cirinya : ada pendapat dan ada alasan.
Contoh :
Menyetop bola dengan dada dan kaki dapat ia lakukan secara sempurna. Tembakan kaki kanan dan kiri tepat arahnya dan keras. Sundulan kepalanya sering memperdayakan kiper lawan. Bola seolah-olah menurut kehendaknya. Larinya cepat bagaikan kijang. Lawan sukar mengambil bola dari kakinya. Operan bolanya tepat dan terarah. Amin benar-benar pemain bola jempol.
5.2.3 Paragraf Naratif
Paragraf yang menuturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk cerita.
Ciri-cirinya : ada kejadian, ada pelaku dan ada waktu kejadian.
Contohnya :
Kemudian mobil meluncur kembali, Nyonya Marta tampak bersandar lesu. Tangannya dibalut dan terikat ke leher. Mobil berhenti di depan rumah. Lalu bawahan suaminya beserta istri-istri mereka pada keluar rumah menyongsong. Tuan Hasan memapah istrinya yang sakit. Sementara bawahan Tuan Hasan saling berlomba menyambut kedatangan Nyonya Marta.
5.2.4 Paragraf Deskriptif
Paragraf yang melukiskan atau memerikan sesuatu.
Ciri-cirinya : ada objek yang digambarkan.
Contoh :
Gadis kecil itu. Ia selalu memandangi lautan yang biru. Gulungan riak-riak kecil tak membuatnya bergeming. Hembusan hawa pantai nan panas, tak membuat matanya beralih dari laut. Air pantai terus menyapu lembut kulit kakinya. Deburan suara ombak mengisiki telinganya. Hari itu langit tak berawan. Ia terus memandangi laut. Laut yang semakin biru sampai ambang cakrawala. Ia memandangi nelayan yang tengah menepi. Memandangi pulau kecil nan jauh diseberang sana. Ia benci laut ! gadis itu benci laut, karena disanalah kedua orang tuanya meninggal.
5.2.5 Paragraf Ekspositoris
Paragraf yang memaparkan suatu fakta atau kejadian tertentu.
Ciri-cirinya : adanya informasi.
Contoh :
Ozone therapy adalah pengobatan suatu penyakit dengan cara memasukkan oksigen ,urni dan ozon berenergi tinggi ke dalam tubuh melalui darah. Ozone therapy merupakan terapi yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, baik untuk menyembuhkan penyakit yang kita derita maupun sebagai pencegah penyakit.

DAFTAR PUSTAKA:

Selasa, 23 Oktober 2012

KALIMAT EFEKTIF


 




1.      Pengertian Kalimat Efektif
Setiap gagasan pikiran atau konsep yang dimiliki seseorang pada praktiknya harus dituangkan ke dalam bentuk kalimat. Kalimat yang baik pertama kali haruslah memenuhi persyaratan. Hal ini berarti kalimat itu harus  disusun  berdasarkan  kaidah-kaidah  yang  berlaku.  Kalimat  yang benar  dan  jelas  akan  mudah  dipahami  oleh  orang  lain  secara  tepat. Kalimat  yang  demikian  disebut kalimat  efektif.
Sebuah  kalimat  efektif haruslah  memiliki  kemampuan  untuk  menimbulkan  kembali  gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca  seperti apa  yang  terdapat pada pikiran penulis atau pembicara. Hal ini berarti bahwa kalimat efektif haruslah  disusun  secara  sadar  untuk  mencapai  daya  informasi  yang diinginkan  penulis  terhadap  pembacanya.  Jadi,  yang  dimaksud kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi syarat sebagai berikut.
Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis. Untuk itu penyampaian harus memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik, yaitu strukturnya benar, pilihan katanya tepat, hubungan antarbagiannya logis, dan ejaannya pun harus benar. Menurut Gorys keraf adalah kalimat yang memenuhi syarat – syarat berikut :         
      a.    Secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis.
      b.   Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis.

Beberapa pengertian kalimat efektif menurut para ahli:
1.1 Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca. (Rahayu: 2007)
1.2 Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah dipahami orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan: 2001)
1.3 Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan    informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. (Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi: 2009).
1.4 Kalimat  dikatakan  efektif  bila   mampu  membuat  proses penyampaian dan penerimaan  itu berlangsung dengan  sempurna, mampu membuat  isi  atau  maksud  yang  disampaikannya  itu  tergambar  lengkap dalam  pikiran  si  penerima  (pembaca),  persis  seperti  apa  yang disampaikan  oleh  pembicara  (penulis)  (Razak,1985:2). 
1.5 Kalimat  efektif  ialah  kalimat  yang  memiliki  kemampuan  untuk menimbulkan  kembali  gagasan-gagasan  pada  pikiran  pendengar   atau  penulis (Arifin,1987:111). Dengan demikian, kalimat efektif ialah kalimat yang  disusun  sesuai  dengan  kaidah-kaidah  bahasa  yang  berlaku,  yang memiliki kemampuan  untuk menimbulkan  kembali  gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca  seperti apa yang ada pada pikiran penulis atau pembicara.

Dari beberapa uraian di atas dapat diambil kata kunci dari definisi kalimat efektif yaitu sesuai kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami. Jadi, kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.
Sebuah kalimat efektif memiliki syarat-syarat  atau  ciri-ciri tertentu yang membedakannya dari kalimat yang tidak efektif. Kalimat efektif  memiliki  ciri-ciri  (1)  Koherensi atau kepaduan, (2)  keparalelan, (3)  kehematan, (4)  penekanan, (5)  variaso, dan (6)  kelogisan/nalar.

2.      Syarat-syarat Kalimat Efektif

2.1  Koheremsi atau kepaduan
Yang  dimaksud  kepaduan  ialah  kepaduan  pernyataan  dalam kalimat  itu  sehingga  informasi   yang  disampaikannya  tidak  terpecah-pecah. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak sistematis. Kepaduan  menunjukkkan  adanya  hubungan  timbal  balik  yang baik  dan  jelas  antara  unsur -unsur    (kata  atau  kelompok  kata)  yang membentuk kalimat itu. Bagaimana hubungan antara subjek dan predikat, hubungan  antara  predikat  dan  objek,  serta  keterangan-keterangan lain yang  menjelaskan  tiap-tiap  unsur  pokok  tadi.  Kesalahan yang sering merusakkan kepaduan adalah menempatkan kata depan, kata penghubung yang  tidak  sesuai  atau  tidak pada  tempatnya,  perapatan  kata  aspek  atau keterangan modalitas yang tidak sesuai, dan sebagainya.

v    Kalimat yang padu tidak bertele-tele, hindari kalimat yang  panjang.             
     Contoh:   Kita  harus mengembalikan kepada  kepribadian  kita  orang-orang  kota  yang  telah telanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar bertindak keluar dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang adil dan beradab.
v      Kalimat yang padu menggunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimatnyang berpredikat persona.
Contoh: Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan Masalah  kemacetan  kredit  Bimas  saya     ingin laporkan kepada Bapak.
v     Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Contoh: Sejak  lahir manusia memiliki  jiwa  untuk melawan kepada kekejaman  alam,  atau  kepada  pihak   lain  karena  merasa dirinya lebih kuat.

Contoh:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjurmeninggalkan rasa kemanusiaan itu. (tidak efektif)
Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan rasa kemanusiaan. (efektif)
Makalah ini membahas tentang teknologi fiber optik. (tidak efektif)
Makalah ini membahas teknologi fiber optik. (efektif)

2.2  Keparalelan
 Yang dimaksud keparalelan adalah  kesamaan  bentuk  kata yang digunakan  dalam kalimat  itu. Artinya, kalau  bentuk  pertama menggunakan kata benda (nomina), bentuk kedua dan seterusnya juga harus menggunakan kata benda (nomina).Kalau bentuk pertama menggunakan kata kerja (verba), bentuk  kedua dan seterusnya juga menggunakan kata kerja (verba).

Contoh: Apabila pelaksanaan pembangunan lima tahun kita jadikan titik tolak, maka menonjollah  beberapa masalah pokok yang minta perhatian dan pemecahan. Reorganisasi administrasi departemen-departemen. Ini yang pertama. Masalah pokok yang lain yang menonjol ialah penghentian pemborosan  dan penyelewengan. Ketiga karena masalah pembangunan ekonomi yang  kita  jadikan titik tolak, maka  kita ingin juga mengemukakan faktor lain. Yaitu bagaimana memobilisir potensi nasioal secara  maksimal  dalam pembangunan ini.(Kompas)
Bila kita perhatikan kutipan di atas tampak bahwa reorganisasi administrasi, pemborosan dan  penyelewengan serta mobilisasi nasional merupakan masalah pokok yang mempunyai hubungan satu  sama lain. Dengan menggunakan konstruksi yang pararel ketiganya dapat dihubungkan secara mesra,  serta akan memberi tekanan yang lebih jelas pada ketiganya.

Contoh :
Salah : Harga bensin disesuaikan atau kenaikkan secara bertahap.
Benar : Harga bensin disesuaikan atau dinaikkan secara bertahap.

2.3 Kehematan
Yang dimaksud kehematan dalam kalimat efektif  ialah hemat menggunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu.Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang  dapat menambah kejelasan kalimat. Penghematan di sini mempunyai arti penghematan terhadap kata  yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa.
            Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan. 
  v Penghematan  dapat  dilakukan  dengan  cara  menghilangkan pengulangan subjek
a.       Contoh:       Lukisan itu indah.
                                                              Lukisan itu akan saya beli.
Kalimat jika digabungkan menjadi seperti di bawah ini.
Lukisan indah itu akan saya beli. Atau lukisan itu akan saya beli karena indah.
b.      Atau contoh yang lain yaitu:
Salah : Karena Nina tidak diundang, Nina tidak datang ke tempat itu.
Benar : Karena tidak diundang, Nina tidak datang ke tempat itu.
  v  Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian 
           superordinat pada hiponimi kata
a.       Contoh: Mulai hari Kamis ini Top Skor akan mulai terbit dan dijual dengan harga eceran    Rp2.500,00.
b.      Kata pipit sudah mencakupi kata burung.
Contoh :
Salah : Di mana engkau menangkap burung pipit itu?
Benar : Di mana engkau menangkap pipit itu?
  v  Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam 
           satu kalimat.
a.       Contoh:  Tim ini memiliki waktu selama sepekan (terhitung kemarin) untuk  menentukan  detail  pelaksanaan  format  dua  wilayah seperti jumlah peserta, kontrak pemain, dan lain-lain.
b.      Kata naik bersinonim dengan ke atas.
Contoh :
Salah : Roni sudah naik ke atas gunung sejak pagi tadi.
Benar : Roni sudah naik gunung sejak pagi tadi.
  v  Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang 
           berbentuk jamak.
a.       Contoh: Beberapa negara-negara Asean mengikuti konfrensi, Banyak para peninjau yang menyatakan bahwa perang yang sedang berlangsung itu merupakan Perang Dunia Timur Tengah.
b.      Contoh :
Salah : Para tamu-tamu memasuki aula pertemuan.
Benar : Para tamu memasuki aula pertemuan.

2.4 . Penekanan / ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu memberi penekanan atau penegasan pada penonjolan itu.
Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat, yaitu :
2.4.1) Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
2.4.2) Membuat urutan kata yang bertahap
Contoh:
     Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar.
2.4.3) Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh:
Saya suka kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.
2.4.4) Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh:
Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
2.4.5) Mempergunakan partikel penekanan (penegasan).
Contoh:
Saudaralah yang bertanggung jawab.

2.5 Variasi
Variasi merupakan suatu upaya yang bertolak belakang dengan repetisi. Repetisi atau pengulangan kata sebuah kata untuk memperoleh efek penekanan, lebih banyak menekankan kesamaan bentuk. Variasi tidak lain daripada menganeka-ragamkan bentuk-bentuk bahas agar tetap terpelihara minat dan perhatian orang.
Macam-macam variasi :
a.       Variasi Sinonim Kata
Variasi berupa penjelasan-penjelasan yang berbentuk kelompok kata pada hakekatnya tidak merubah isi dari amanat yang akan disampaikan.
Contoh :Dari renungan itulah penyair menemukan suatu makna, suatu realitas yang baru, suatu kebenaran yang menjadi ide sentral yang menjiwai seluruh puisi.
b. Variasi panjang pendeknya kalimat
Struktur kalimat akan mencerminkan dengan jelas pikiran pengarang, serta pilihan yng tepat dari struktur panjangnya sebuah kalimat dapat member tekanan pada bagian-bagian yang diinginkan.
c. Variasi penggunaan bentuk me- dan di-
Pemakaian bentuk grametikal yang sama dengan beberapa kalimat berturut-turut dapat menimbulkan kelesuan. Sebaba itu haruslah dicari variasi pemakaian bentuk gramatikal.
d. Variasi dengan merubah posisi dalam kalimat.

2.6 Kelogisan
      Yang dimaksud dengan kelogisan ialah ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan sesuai dengan kaidah yang berlaku. Kelogisan berhubungan dengan penalaran, yaitu proses berpikir untuk  menghubung - hubungkan fakta yang ada sehingga sampai pada suatu simpulan. Dengan perkataan lain, penalaran (reasoning) ialah proses mengambil simpulan (conclicusion, interference) dan bahan bukti atau petunjuk (evidence) ataupun yang dianggap bahan bukti atau petunjuk (Moeliono, 1988: 124-125)

Contoh: Mayat wanita  yang  di temukan itu sebelumnya sering mondar-mandir di daerah tersebut.
      Jika kita bertanya, “Siapa yang mondar-mandir?”, tentu jawabannya mayat wanita. Jelaslah bahwa kalimat  tersebut salah nalar. Kalimat itu berasal dari dua pernyataan, yaitu (1) Mayat wanita ditemukan di kompleks itu dan (2) Sebelum menjadi mayat, wanita itu sering mondar-mandir. Penulis menggabungkan kedua  kalimat tersebut tanpa mengindahkan pikiran yang jernih sehingga lahirlah kalimat yang salah nalar.
Contoh :
Salah : Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini.
Benar : Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini.

DAFTAR PUSTAKA:

 

Dimas Amiluhur Blak Magik is Designed by productive dreams for smashing magazine Bloggerized by Blogger Template © 2009