1. Pengertian
Kalimat Efektif
Setiap
gagasan pikiran atau konsep yang dimiliki seseorang pada praktiknya harus
dituangkan ke dalam bentuk kalimat. Kalimat yang baik pertama kali haruslah
memenuhi persyaratan. Hal ini berarti kalimat itu harus disusun
berdasarkan kaidah-kaidah yang
berlaku. Kalimat yang benar
dan jelas akan
mudah dipahami oleh
orang lain secara
tepat. Kalimat yang demikian
disebut kalimat efektif.
Sebuah kalimat
efektif haruslah memiliki kemampuan untuk
menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau
pembaca seperti apa yang
terdapat pada pikiran penulis atau pembicara. Hal ini berarti bahwa
kalimat efektif haruslah disusun secara
sadar untuk mencapai
daya informasi yang diinginkan penulis
terhadap pembacanya. Jadi,
yang dimaksud kalimat efektif
adalah kalimat yang memenuhi syarat sebagai berikut.
Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil
menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud
si pembicara atau penulis. Untuk itu penyampaian harus memenuhi syarat sebagai
kalimat yang baik, yaitu strukturnya benar, pilihan katanya tepat, hubungan
antarbagiannya logis, dan ejaannya pun harus benar. Menurut Gorys keraf adalah
kalimat yang memenuhi syarat – syarat berikut :
a. Secara tepat dapat mewakili gagasan atau
perasaan pembicara atau penulis.
b. Sanggup menimbulkan gagasan yang sama
tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh
pembicara atau penulis.
Beberapa pengertian kalimat efektif menurut
para ahli:
1.1 Kalimat efektif adalah
kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif, gramatikal, dan
sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta sanggup
menimbulkan daya khayal pada diri pembaca. (Rahayu: 2007)
1.2 Kalimat efektif adalah
kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah dipahami orang lain secara
tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan: 2001)
1.3 Kalimat efektif dipahami
sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan informasi tersebut mudah dipahami oleh
pembaca. (Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi: 2009).
1.4 Kalimat dikatakan
efektif bila mampu
membuat proses penyampaian dan
penerimaan itu berlangsung dengan sempurna, mampu membuat isi
atau maksud yang disampaikannya itu
tergambar lengkap dalam pikiran
si penerima (pembaca),
persis seperti apa
yang disampaikan oleh pembicara
(penulis) (Razak,1985:2).
1.5 Kalimat
efektif ialah kalimat
yang memiliki kemampuan
untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada
pikiran pendengar atau
penulis (Arifin,1987:111). Dengan demikian, kalimat efektif ialah
kalimat yang disusun sesuai
dengan kaidah-kaidah bahasa
yang berlaku, yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali
gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada pada pikiran penulis
atau pembicara.
Dari beberapa uraian di atas dapat diambil
kata kunci dari definisi kalimat efektif yaitu sesuai kaidah bahasa, jelas, dan
mudah dipahami. Jadi, kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah
bahasa, jelas, dan mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.
Sebuah kalimat efektif memiliki
syarat-syarat atau ciri-ciri tertentu yang
membedakannya dari kalimat yang tidak efektif. Kalimat
efektif memiliki ciri-ciri (1) Koherensi atau kepaduan,
(2) keparalelan, (3) kehematan, (4) penekanan, (5)
variaso, dan (6) kelogisan/nalar.
2. Syarat-syarat
Kalimat Efektif
2.1 Koheremsi
atau kepaduan
Yang
dimaksud kepaduan ialah
kepaduan pernyataan dalam kalimat
itu sehingga informasi
yang disampaikannya tidak
terpecah-pecah. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak
mencerminkan cara berpikir yang tidak sistematis. Kepaduan menunjukkkan
adanya hubungan timbal
balik yang baik dan
jelas antara unsur -unsur (kata
atau kelompok kata)
yang membentuk kalimat itu. Bagaimana hubungan antara subjek dan
predikat, hubungan antara predikat
dan objek, serta
keterangan-keterangan lain yang
menjelaskan tiap-tiap unsur
pokok tadi. Kesalahan yang sering merusakkan kepaduan
adalah menempatkan kata depan, kata penghubung yang tidak
sesuai atau tidak pada
tempatnya, perapatan kata
aspek atau keterangan modalitas
yang tidak sesuai, dan sebagainya.
v Kalimat
yang padu tidak bertele-tele, hindari kalimat yang panjang.
Contoh:
Kita harus mengembalikan kepada
kepribadian kita orang-orang
kota yang telah telanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara
tidak sadar bertindak keluar dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang adil
dan beradab.
v Kalimat yang padu menggunakan pola aspek + agen
+ verbal secara tertib dalam
kalimat-kalimatnyang berpredikat persona.
Contoh: Saran yang dikemukakannya kami akan
pertimbangkan Masalah kemacetan kredit
Bimas saya ingin
laporkan kepada Bapak.
v Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Contoh: Sejak
lahir manusia memiliki jiwa untuk melawan kepada kekejaman alam,
atau kepada pihak
lain karena merasa dirinya lebih kuat.
Contoh:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjurmeninggalkan rasa kemanusiaan itu. (tidak efektif)
Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan rasa kemanusiaan. (efektif)
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjurmeninggalkan rasa kemanusiaan itu. (tidak efektif)
Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan rasa kemanusiaan. (efektif)
Makalah ini membahas tentang teknologi
fiber optik. (tidak efektif)
Makalah ini membahas
teknologi fiber optik. (efektif)
2.2 Keparalelan
Yang
dimaksud keparalelan adalah
kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat
itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan kata benda (nomina),
bentuk kedua dan seterusnya juga harus menggunakan kata benda (nomina).Kalau
bentuk pertama menggunakan kata kerja (verba), bentuk kedua dan seterusnya juga menggunakan kata
kerja (verba).
Contoh: Apabila pelaksanaan pembangunan lima
tahun kita jadikan titik tolak, maka menonjollah beberapa masalah pokok yang minta perhatian dan
pemecahan. Reorganisasi administrasi departemen-departemen. Ini yang pertama.
Masalah pokok yang lain yang menonjol ialah penghentian pemborosan dan penyelewengan. Ketiga karena masalah
pembangunan ekonomi yang kita jadikan titik tolak, maka kita ingin juga mengemukakan faktor lain.
Yaitu bagaimana memobilisir potensi nasioal secara maksimal
dalam pembangunan ini.(Kompas)
Bila kita perhatikan kutipan di atas tampak
bahwa reorganisasi administrasi, pemborosan dan
penyelewengan serta mobilisasi nasional merupakan masalah pokok yang
mempunyai hubungan satu sama lain.
Dengan menggunakan konstruksi yang pararel ketiganya dapat dihubungkan secara
mesra, serta akan memberi tekanan yang
lebih jelas pada ketiganya.
Contoh :
Salah
: Harga bensin disesuaikan atau kenaikkan secara bertahap.
Benar
: Harga bensin disesuaikan atau dinaikkan secara bertahap.
2.3 Kehematan
Yang dimaksud kehematan dalam kalimat
efektif ialah hemat menggunakan kata,
frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu.Kehematan tidak berarti harus
menghilangkan kata-kata yang dapat
menambah kejelasan kalimat. Penghematan di sini mempunyai arti penghematan terhadap
kata yang memang tidak diperlukan,
sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa.
Ada beberapa kriteria yang perlu
diperhatikan.
v Penghematan dapat
dilakukan dengan cara
menghilangkan pengulangan subjek
a. Contoh: Lukisan itu indah.
Lukisan itu akan saya beli.
Kalimat
jika digabungkan menjadi seperti di bawah ini.
Lukisan
indah itu akan saya beli. Atau lukisan itu akan saya beli karena indah.
b. Atau
contoh yang lain yaitu:
Salah
: Karena Nina tidak diundang, Nina tidak datang ke tempat itu.
Benar
: Karena tidak diundang, Nina tidak datang ke tempat itu.
v Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian
superordinat pada hiponimi
kata
a. Contoh:
Mulai hari Kamis ini Top Skor akan mulai terbit dan dijual dengan harga
eceran Rp2.500,00.
b. Kata
pipit sudah mencakupi kata burung.
Contoh
:
Salah
: Di mana engkau menangkap burung pipit itu?
Benar
: Di mana engkau menangkap pipit itu?
v Penghematan
dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam
satu kalimat.
a. Contoh: Tim ini memiliki waktu selama sepekan
(terhitung kemarin) untuk
menentukan detail pelaksanaan
format dua wilayah seperti jumlah peserta, kontrak
pemain, dan lain-lain.
b. Kata
naik bersinonim dengan ke atas.
Contoh :
Salah : Roni sudah naik ke atas gunung sejak
pagi tadi.
Benar : Roni sudah naik gunung sejak pagi
tadi.
v Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang
berbentuk jamak.
a. Contoh:
Beberapa negara-negara Asean mengikuti konfrensi, Banyak para peninjau yang
menyatakan bahwa perang yang sedang berlangsung itu merupakan Perang Dunia Timur
Tengah.
b. Contoh
:
Salah : Para tamu-tamu memasuki aula
pertemuan.
Benar : Para tamu memasuki aula pertemuan.
2.4 . Penekanan / ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan
ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat
ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu memberi penekanan atau penegasan
pada penonjolan itu.
Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan
dalam kalimat, yaitu :
2.4.1)
Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Presiden mengharapkan
agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada
dirinya.
2.4.2)
Membuat urutan kata yang bertahap
Contoh:
Bukan seratus,
seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada
anak-anak terlantar.
2.4.3)
Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh:
Saya
suka kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.
2.4.4)
Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh:
Anak itu tidak malas dan curang, tetapi
rajin dan jujur.
2.4.5)
Mempergunakan partikel penekanan (penegasan).
Contoh:
Saudaralah
yang bertanggung jawab.
2.5 Variasi
Variasi merupakan suatu upaya yang bertolak
belakang dengan repetisi. Repetisi atau pengulangan kata sebuah kata untuk
memperoleh efek penekanan, lebih banyak menekankan kesamaan bentuk. Variasi
tidak lain daripada menganeka-ragamkan bentuk-bentuk bahas agar tetap
terpelihara minat dan perhatian orang.
Macam-macam variasi :
a. Variasi
Sinonim Kata
Variasi
berupa penjelasan-penjelasan yang berbentuk kelompok kata pada hakekatnya tidak
merubah isi dari amanat yang akan disampaikan.
Contoh
:Dari renungan itulah penyair menemukan suatu makna, suatu realitas yang baru,
suatu kebenaran yang menjadi ide sentral yang menjiwai seluruh puisi.
b. Variasi panjang pendeknya kalimat
Struktur
kalimat akan mencerminkan dengan jelas pikiran pengarang, serta pilihan yng
tepat dari struktur panjangnya sebuah kalimat dapat member tekanan pada bagian-bagian
yang diinginkan.
c. Variasi penggunaan bentuk me- dan di-
Pemakaian bentuk grametikal yang sama dengan beberapa
kalimat berturut-turut dapat menimbulkan kelesuan. Sebaba itu haruslah dicari
variasi pemakaian bentuk gramatikal.
d. Variasi dengan merubah posisi dalam
kalimat.
2.6 Kelogisan
Yang
dimaksud dengan kelogisan ialah ide kalimat itu dapat diterima
oleh akal dan sesuai dengan kaidah yang berlaku. Kelogisan berhubungan dengan
penalaran, yaitu proses berpikir untuk menghubung - hubungkan fakta
yang ada sehingga sampai pada suatu simpulan. Dengan perkataan lain, penalaran (reasoning)
ialah proses mengambil simpulan (conclicusion, interference) dan
bahan bukti atau petunjuk (evidence) ataupun yang dianggap bahan bukti
atau petunjuk (Moeliono, 1988: 124-125)
Contoh: Mayat wanita yang di
temukan itu sebelumnya sering mondar-mandir di daerah tersebut.
Jika kita bertanya, “Siapa yang mondar-mandir?”, tentu
jawabannya mayat wanita. Jelaslah bahwa kalimat
tersebut salah nalar. Kalimat itu berasal dari dua
pernyataan, yaitu (1) Mayat wanita ditemukan di kompleks itu dan (2)
Sebelum menjadi mayat, wanita itu sering mondar-mandir. Penulis menggabungkan kedua
kalimat tersebut tanpa mengindahkan pikiran yang jernih sehingga lahirlah
kalimat yang salah nalar.
Contoh :
Salah : Untuk mempersingkat waktu,
kami teruskan acara ini.
Benar : Untuk menghemat waktu, kami
teruskan acara ini.
DAFTAR PUSTAKA:
0 komentar:
Posting Komentar