Daftar
pustaka memuat semua sumber kutipan yang berupa pustaka. Pustaka yang dimaksud
dalam pedoman ini ialah semua sumber kutipan yang berupa tulisan, gambar dan
sejenisnya yang tersimpan dalam perpustakaan. Penulisan perpustakaan harus
dengan jelas menunjukan suatu pustaka dari pustaka lainnya, sehingga mudah
ditelusuri. Daftar pustaka memuat informasi tentang identitas pustaka acuan
dengan lengkap dan jelas. Ada perbedaan dalam penulisan yang terletak pada
bagian akhir dengan penulisan sumber kutipan yang terletak pada bagian utama
karya ilmiah. Daftar pustaka memuat informasi yang lebih lengkap tentang
pustaka yang diacu daripada sumber kutipan pustaka atau innote. Dalam
daftar pustaka dicantumkan semua sumber yang dijadikan acuan atau landasan penyusunan
karya ilmiah.
Semua
pustaka acuan yang dicantumkan dalam daftar pustaka disusun menurut abjad
nama-nama pengarang atau lembaga yang bertanggungjawab. Daftar pustaka tidak
diberi nomor urut. Apabila informasi identitas sebuah pustaka yang diacu lebih
dari satu baris, penulisan baris kedua dan seterusnya masuk lima ketukan dan
berjarak 1 (satu) spasi, sedangkan jarak antara pustaka yang satu dengan
pustaka yang berikutnya adalah 1,5 (satu setengah) spasi. Jika nama pengarang
dan nama lembaga yang bertanggungjawab tidak ada, yang ditulis dalam daftar
pustaka adalah judul pustaka tersebut. Jika pustaka semacam yang telah
disebutkan lebih dari satu, pencantumannya tetap menurut abjad. Urutan penyebutan
unsur-unsur pustaka acuan adalah dengan cara sebagai berikut :
A. Pustaka acuan
berupa buku.
Untuk urutan penyebutan unsur-unsur
pustaka untuk buku ialah : a). Nama penulis, b) Tahun terbit, c). Judul Pustaka
beserta keterangannya, d). Tempat terbit atau kota terbit, dan e). Nama
penerbit.
Jika tidak terdapat nama penulis
dalam buku tersebut urutan penyebutan adalah : a). Nama lembaga yang
bertanggungjwab b). Tahun terbit, c). Judul pustaka beserta keterangnnya, d)
tempat terbit, dan e). Nama penerbit.
Setiap unsur pustaka dipisahkan oleh
tanda titik, kecuali unsur tempat terbit yang diikuti oleh titk dua dan unsur
nama yang harus dipisahkan oleh tanda koma. setelah tanda titik atau setelah
titik dua ada jarak satu ketukan. contoh penulisan unsur pustaka acuan yang
berupa buku diatur sebagai berikut :
a.
Nama penulis
Nama penulis ada yang terdiri dari satu
unsur, dua unsur, atau lebih dari dua unsur. Ketentuan pencantuman nama penulis
adalah sebagai berikut :
1).
Pencantuman nama penulis berdasarkan abjad, tanpa diberi nomor. Misalnya, jika
nama penulis buku yang pertama Prof. Dr. Sumardjono dan nama penulis buku yang
lain Dr.Ir. Baihaki, pencantuman dalam daftar pustaka adalah :
Baihaki.
Sumardjono.
2).
Jika nama penulis buku terdiri atas dua unsur atau lebih, pencatumannya harus
dibalik; unsur nama yang terakhir ditulis terlebih dahulu, kemudian tanda koma,
diikuti unur nama didepan dengan disingkat. antara tanda koma dengan singkatan
unsur nama diberik jarak 1 (satu) ketukan. Misalnya, pengarang buku yang diacu
Abdul Haki dan pengarang buku lainnya Teodorus Albert Wenas, pencantumannya
dalam daftar pustaka adalah :
Haki,
A
Wenas T.A.
3).Jika
penulis buku tersebut dua orang, nama penulis pertama dibalik, tetapi nama
penulis lainnya tidak dibalik. Misalnya, jika penulis buku itu adalah Kabul
Santoso dan Rudi Wibowo, penyajiannya adalah:
Santoso,
K dan R. Wibowo.
Contoh:
Johan Wahyudi dan Ilham Ahmad Husaini. 2009. Panduan Menjadi Juara. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Johan Wahyudi dan Ilham Ahmad Husaini. 2009. Panduan Menjadi Juara. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
4).
Jika penulis buku terdiri dari tiga orang atau lebih, penyajiannya adalah nama
penulis pertama dibalik, nama pengarang kedua, ketiga dan seterusnya ditulis
tanpa dibalik. misalnya :
Idris,
Z.husin; A. Tohari dan M. Singarimbun.
5).
Jika penulisnya tidak ada, yang pertama dicantumkan adalah nama lembaga yang
menerbitkan buku tersebut. misalnya :
Lembaga
Administrasi Negara.
6).
Jika ada dua buku atau lebih yang diambil dari pengarang yang sama, penulisan
nama pengarang cukup sekali, sedangkan pada buku yang kedua nama pengarang
diganti dengan garis terputus-putus sepuluh ketuk mesin ketik yang diikuti
tanda titik. Misalnya :
Farida, Ida. 1995. Budidaya Lebah Madu. Jakarta: Gramedia.
......... 1996. Budidaya Tanaman Kedelai. Jakarta: Gramedia
7).
Kalau buku yang diacu disusun oleh seorang editor, dibelakakng nama pengarang
ditulis kata Ed. Misalnya :
Koentjaraningrat (Ed)
8).
gelar kesarjanaan tidak dituliskan dalam daftar pustaka. gelar keturunan masih
dapat dipakai. mislanya, nama pengarang adalah Prof.Dr. Raden Mas Soegondo,
penulis nama daftar pustaka adlaah :
Soegondo, Raden Mas.
9).
Jika seorang penulis menggunakan dua atau lebih buku dari penulis yang sama,
daftar pustaka ditulis dengan mengurutkan tahun lama ke tahun yang lebih muda.
Di bawah nama penulis diberi garis panjang tanpa putus sebanyak 10 spasi. Jika
satu baris tidak mencukupi, baris berikutnya dibuat menggantung atau
hanging.
Contoh:
Johan Wahyudi. 2009. Menjadi Cerpenis. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. ___________.. 2010. Terampil Menulis Surat. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Johan Wahyudi. 2009. Menjadi Cerpenis. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. ___________.. 2010. Terampil Menulis Surat. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
10). Jika sebuah buku ditulis tiga orang atau lebih, hanya penulis utama yang ditulis dengan diikuti dkk (dan kawan-kawan). Penulis utama adalah penulis yang letak namanya berada di kiri atau atas susunan penulis.
Contoh:
Johan Wahyudi, Ilham Ahmad Husaini, dan Muhammad Zuhdi Alghifari. 2009. Panduan Menjadi Juara. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. (salah).
Johan Wahyudi, Ilham Ahmad Husaini, dan Muhammad Zuhdi Alghifari. 2009. Panduan Menjadi Juara. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. (salah).
Johan
Wahyudi, dkk. 2009. Panduan Menjadi Juara. Solo: Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri. (benar).
11). Nama asing dibalik karena nama asing meletakkan nama diri di belakang nama keluarga atau nama marga.
11). Nama asing dibalik karena nama asing meletakkan nama diri di belakang nama keluarga atau nama marga.
Contoh:
- Noam Chomsky. 1997. Introducing of Linguistic. British: Universal Oxford Press Ltd. (salah).
- Chomsky, Noam. 1997. Introducing of Linguistic. British: Universal Oxford Press Ltd. (benar).
- Noam Chomsky. 1997. Introducing of Linguistic. British: Universal Oxford Press Ltd. (salah).
- Chomsky, Noam. 1997. Introducing of Linguistic. British: Universal Oxford Press Ltd. (benar).
B.
Penulisan Judul
Judul buku ditulis setelah angka tahun
penerbitan, judul buku digaris bawahi atau cetak miring Contoh : Alfian
1980 Politik, Kebudayaan dan Manusia Indonesia
1. Judul
buku tidak boleh frase non-kalimat. Contoh : Polisi Tangkap Penyelundup
-----> Polisi Menangkap Penyelundup, Soni Janji Berantas Calo -----> Soni
Berjanji Memberantas Calo.
2. Tanda
petik dalam judul. Untuk satu atau dua kata, dipakai tanda petik tunggal. Contoh:
Presiden adalah ‘Pelayan’ Masyarakat Untuk kutipan kalimat, misalnya judul
wawancara, tetap dipakai tanda petik ganda. Contoh: Soeyono : “Ada Duplikasi
Komando antara Feisal dan Hartono”
3. Kata
ulang murni dalam judul ditulis dengan huruf besar di kedua kata. Contoh
: Cukong-Cukong Dipenjara Membatalkan Undang-Undang Karet Anggota DPR
Pukul-pukulan (bukan kata ulang murni).
4. Judul
ditulis dengan huruf awal besar untuk setiap kata, kecuali kata yang berjenis
partikel seperti di bawah ini:
Contoh:
-
ala -
dan - di
-
buat -
dengan - kepada
-
daripada -
ke - pun
-
karena -
per - sebelum
-
pada -
setelah - tentang
-
sampai -
tapi - yang
-
tanpa -
untuk
-
tetapi -
bagi
-
atau -
dari
Contoh:
Memancing tanpa Umpan tetapi Hasilnya Menakjubkan Antara Anyer dan Jakarta Untung buat Saya, Buntung buat Semua.
Memancing tanpa Umpan tetapi Hasilnya Menakjubkan Antara Anyer dan Jakarta Untung buat Saya, Buntung buat Semua.
C. Tahun Penerbit
Aturan penulisan tahun terbit adalah
sebagai berikut :
1. Tahun
penerbitan ditulis setelah nama penulis dan diakhiri dengan tanda titik.
Contoh :
- Moeliono,
Anton M. 1988
- Siregar,
Saut, 1999
2. Jika
ada dua buah buku atau lebih yang dituliskan oleh pegnarang yang sama, tetapi
tahun penerbitnya berbeda buku yang tahun penerbitnya lebih awal ditulis lebih
dahulu. Namun pengarang ditulis ulang.
Contoh : - Suparni,
1993
- Suparni,
1996
3. Jika
terdapat dua buah buku atau lebih yang ditulis oleh pengarang yang sama dan tahun
penerbitnya pun sama, dibelakang tahun penerbit diberi huruf a,b,c dan
seterusnya sebagai tanda pembeda.
Contoh :
- Senjaya,
Erwin 1999 a.
- Senjaya,
Erwin 1999 b.
4. Jika
ada buku yang tidak berangka tahun penerbitan di belakang nama pengarang
ditulis kata tanpa tahun.
Contoh :
Cahya,
Evan Dwi, Tanpa Tahun
D. Nama Penerbit
Nama
penerbit ditulis setelah judul buku, penulisanya didahului nama kota tempat
terbit dan tanda titik dua.
Contoh :
- Alfian.
1980. Politik, Kebudayaan dan Manusia Indonesia
Jakarta :
LP3ES
E. Catatan Kaki (Foot
Note)
1. Bahan
penunjang pembuktian atau fakta, konsep, analisis, gagasan, maupun
pendapat.
2. Penghargaan
kepada penulis buku.
3. Keterangan
pemerolehan informasi untuk memperjelas atau mempertegas
Sebelum penulisan
catatan kaki biasanya ada tanda khusus, seperti penomoran (1,2, dst.) atau
tanda bintang (*) yang diberikan pada kata atau kalimat dalam tulisan Anda yang
membuktikan keterangan atau catatan kaki. Penulisannya ditempatkan agak ke atas
setengah spasi dari teks.
Secara umum, catatan kaki terdiri atas unsur-unsur berikut:
Secara umum, catatan kaki terdiri atas unsur-unsur berikut:
1. Nama
Pengarang
a. Ditulis
lengkap sesuai urutan biasa, contoh: Prof. Dr. Gorys Keraf, dsb.
b. Jika
terdiri atas dua atau tiga pengarang, maka semua pengarang dicantumkan,
Contoh: Drs. Mohammad Arifin, Ahmad Efendi, S.Pd.
Contoh: Drs. Mohammad Arifin, Ahmad Efendi, S.Pd.
c. Jika
terdiri dari empat pengarang atau lebih maka cukup nama pertama yang
dicantumkan. Nama kedua dan berikutnya digantikan dengan singkatan et al. (et
alia=dan lain-lain).
Contoh: Yoga Alwi, et al.
d. Jika
mengambil rujukan dari sebuah kumpulan (bunga rampai, antologi), maka
dibelakang nama penyunting akhir ditambahkan singkatan ed, (editor) yang dipisahkan
dengan tanda koma,
Contoh: Korie Layun Rampan, ed, dan sebagainya.
e. Jika
tidak ada nama pengarang atau editor, maka catatan kaki dimulai dengan judul
buku atau artikel
2. Judul
Buku
a. Penulisan
ditempatkan dalam tanda kutip, contoh: "Kajian Drama"
b. Jika
kutipan berikutnya masih dari sumber yang sama, maka penulisan judul digantikan
dengan singkatan Ibid., Op.cit., Contoh: Korie Layun, ed.Ibid. (Jakarta,
2004), hal. 18.
3. Tempat
dan Tahun Terbit
Tempat dan tahun terbit
ditemapatkan dalam tanda kurung dan dipisahkan dengan sebuah koma,
Contoh: (Jakarta, 2004). Adapun jika menyebutkan nama penerbit, maka ditempatkan sesudah nama tempat dan diberi tanda titik dua (:) sebelumnya, contoh: (Jakarta: Grasindo, 2004)
Contoh: (Jakarta, 2004). Adapun jika menyebutkan nama penerbit, maka ditempatkan sesudah nama tempat dan diberi tanda titik dua (:) sebelumnya, contoh: (Jakarta: Grasindo, 2004)
4. Nomor
Halaman
Nomor halaman ditulis
dengan menggunakan singkatan (hal.), contoh: hal
124.
Berdasarkan unsur-unsur di atas maka urutan penulisan catatan kaki
dimulai dengan: penulisan nama pengarang, judul sumber
yang dikutip, (nama temapat, nama penerbit, tahun terbit), hal.
Contoh:
Korie Layun Rampan, ed. "Tokoh-Tokoh Cerpen Indonesia", (Jakarta: Grasindo, 2004), hal. 18
Korie Layun Rampan, ed. "Tokoh-Tokoh Cerpen Indonesia", (Jakarta: Grasindo, 2004), hal. 18
Ø Aturan
penulisan Catatan kaki:
1)
Catatan kaki atau footnote diberi nomor. Bila dalam satu halaman terdapat lebih
dari satu footnote, penulisannya diberi jarak 1 spasi.
2)
Catatan kaki ditempatkan pada halaman yang sama dengan kutipan tersebut.
3)
Jarak catatan kaki atau footnote dengan kalimat pada teks terakhir pada halaman
naskah, adalah 4 spasi dan diberi garis pemisah kurang lebih 3 cm, dari tepi
kiri naskah ke tengah-tengah antara teks dengan footnote.
4)
Catatan kaki dapat diambil dari sumber-sumber seperti: buku, majalah, surat
kabar, dan karangan yang tidak diterbitkan, seperti thesis, disertasi atau
ensiklopedi.
5)
Nomor catatan kaki dapat diangkat sedikit ke atas dari ban footnote, tetapi
jangan sampai mencapai satu spasi. Nomor tersebut jaraknya 6 karakter ketika
dari garis tepi sebelah kiri. Jika footnote lebih dari baris, maka baris kedua
diketik pada garis tepi dari teks dengan jarak satu spasi.
Contoh
:
a)
Imawan, Riswandha, Metodologi Penelitian, Program Pasca Sarjana Universitas 17
Agustus 1945, Surabaya 1997.
b)
Me Quail, Dennis, Mass Communication Theories an Introduction, London Sage
Publication, 1994.
6)
Apabila catatan kaki terdiri dari kumpulan tulisan yang berasal dari suatu
buku, penulisan footnotenya sebagai berikut:
-
Siregar, Ashadi, Analisis atas perspektif genderisme atas majalah wanita di
Indonesia, Lembaga Penelitian UGM, Jogyakarta, 1992.
-
Bejana Wanita, Panitia Dialog Perempuan dalam Iklan Kalyanamitra, Jakarta,
1996.
7)
Jika footnote mengambil dari buku-buku terjemahan, maka disebutkan nama penulis
buku, bukan yang menerjemahkannya. Misalnya : Douglas A. Boyd, Critical Studies
in Mass Communication, terjemahan Sumarsono, BP3U Surabaya, 2000.
8)
Dalam footnote penulisan nama pengarang dilakukan menurut urutan nama yang
sewajarnya, sesuai dengan yang tertulis pada buku yang diacu. Pangkat atau
gelar seperti Prof. Dr. Mr. dan sebagainya tidak disebutkan.
9)
Keterangan atau penjelasan tentang penerbit, harus disusun secara urut seperti
nama, tempat, tahun penerbitan, nomor halaman dan sebagainya.
10)
Bila buku tersebut dicetak berulang kali, maka harus ditunjukkan "Cetakan
ke…" di belakang judul buku yang dirujuk, dengan diberi garis bawah.
Antara judul dengan keterangan tentang cetakan dapat diberi pemisah dengan
tanda koma.
Contoh:
-
Littlejohn, Stephen W, Theories of Human Communication, fifth edition,
Wardaworth Publishing Company, USA, 1996.
11)
Jika yang dijadikan footnote adalah majalah, penulisannya sebagai berikut:
Gunawan Muhammad, Pembreidelan itu, Buku Putih Tempo, Jakarta, 1996.
12)
Apabila footnote berasal dari buku-buku yang berjilid, keterangan tentang jilid
itu harus diletakkan sebelum nama penerbit.
Contoh:
-
Astrid S., Susanto, teori Komunikasi dan Praktek Jilid I, Cipta, Bandung, 1977.
13)
Apabila yang dirujuk untuk catatan kaki tersebut berasal dari tulisan surat
kabar, maka cara menulisnya sebagai berikut: 'Surabaya Post", 24 Mei,
1997.
14)
Menulis footnote tidak perlu ditulis selengkap-lengkapnya. Jika suatu sumber
sudah pernah dituliskan sebelumnya dengan lengkap, maka footnote tersebut dapat
dipersingkat dengan menggunakan singkatan. Misalnya ibid, op. cit atau
Loc.cit.
Disadur
dari:
http://www.tokoblog.net/2010/10/teknik-penulisan-karya-tulis.html#
0 komentar:
Posting Komentar