ABSTRACT
Dalam study ini kami menganalisa dari tingkatan
dalam mengucapkan kata dari 3 jenis buku mhasiswa sebagi patokan yaitu Minna
no Nihongo I, Minna no Nihongo II and Kana Nyumon. Karna dibuku tersebut sudah
terdapat lengkap yang membahas tetntan panjang pedeknya artikulasi dalam
membaca tulisan jepang. Dan disini kami mengidentifikasi tentang choon dimana ,
kami akan mengidenifikasi suara yang diucapkan dengan arti yang sebenarnya.
LATAR BELAKANG
Latar belakang penelitian ini bertujuan untuk
menganalisa mengenai bunyi bahasa. Bahasa Jepang dikenal sebagai bahasa yang
kaya dengan huruf, tetapi miskin dengan bunyi. Bahasa Jepang juga membedakan
pengucapan panjang pendeknya vokal dan fakta ini tidak ditemukan dalam bahasa
Indonesia. Bahasa Jepang memiliki pasangan vokal panjang (dalam penelitian ini
akan memakai istilah choo’on) dan vokal pendek (tan’on). Tan’on terdiri dari
vokal /a/, /i/, /u/, /e/, /o/, sedangkan choo’on terdiri dari vokal /a:4/,
/i:/, /u:/, /e:/ /o:/. Dimana panjang pendeknya sangat mempengaruhi arti kata
tersebut.
TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Persepsi Bunyi Choo’on
Dalam Kosakata Terhadap Kemampuan Mahasiswa Tingkat IV Program Studi
Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Riau Tahun Ajaran 2011/2012”.
TARGET PENELITIAN:
Berdasarkan permasalahan di atas, penulis akan
meneliti bagaimana kemampuan mahasiswa. Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang
tingkat IV Program Studi Universitas Riau tahun ajaran 2011/2012 dalam
mempersepsikan bunyi panjang pendek. Tujuan
dan target penulis dalam melakukan penelitian ini adalah;
(1) Mengetahui bagaimana kemampuan mahasiswa Program
Studi Pendidikan Bahasa Jepang dalam mempersepsikan bunyi choo’on.
(2) Mengetahui bagaimana hubungan kemampuan
mempersepsi bunyi choo’on dengan arti kosakata
yang sudah dikenal.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil mahasiswa
Program Studi Bahasa Jepang Universitas Riau tingkat IV sebagai responden yang
berjumlah 33 orang. Tetapi, hanya 21 responden yang bersedia.
Dalam
penelitian ini penulis menggunakan data tes sebagai instrumen penelitian. Jenis
tes yang digunakan adalah pilihan ganda. Penulis mengumpulkan data choo’on
yang terdapat di dalam buku Minna no Nihongo I, Minna No Nihongo II dan Kana
Nyumon. Dan di klasifikasikan berdasarkan letaknya, yaitu di awal, di tengah,
di akhir, diawal dan di akhir kata. Kemudian penulis menseleksinya menjadi 45
buah kosakata. Dan disini penulis menggunakan software PRAAT dalam pengujian.
Tabel 1
Kisi-kisi Penulisan Soal Tes
Data tes diambil dengan cara meminta responden untuk
mendengarkan kosakata dengan menggunakan alat pemutar suara (laptop) yang
didukung oleh pengeras suara (speaker). Responden kemudian mengerjakan tes tertulis
yang terdiri dari dua pilihan, kosakata yang merupakan choo’on dan yang
tidak.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Bunyi Choo’on Yang Terletak Di Awal Kata
Untuk
bunyi choo’on yang terletak di awal kata, 95% responden mempersepsikan
dengan benar
bahwa kosakata どうろ(douro) merupakan sebuah choo’on,
sedangkan 5% responden salah dalam menjawab soal ini.
2. Bunyi Choo’on Yang Terletak Di Tengah Kata
Untuk
bunyi choo’on yang terletak di tengah kata, 90% responden mempersepsikan dengan
benar
bahwa kosakata ち ょ う き ん (choukin) merupakan
sebuah choo’on, sedangkan 10%
responden
salah dalam menjawab soal ini.
3. Bunyi Choo’on Yang Terletak Di Akhir Kata
Untuk
bunyi choo’on yang terletak di akhir kata, 86% responden mempersepsikan dengan
benar
bahwa kosakata ふとう(futou) merupakan sebuah
choo’on, sedangkan 14% responden
salah
dalam menjawab soal ini.
4. Bunyi Choo’on Yang Terletak Di Awal Dan Tengah
Kata
Untuk bunyi choo’on yang terletak di awal dan tengah kata, 86% responden mempersepsikan
dengan
benar bahwa kosakata れいぞうこ(reizouko) merupakan
sebuah choo’on, sedangkan
14%
responden salah dalam menjawab soal ini.
5. Bunyi Choo’on Yang Terletak Di Awal dan Akhir
Kata
Untuk
bunyi choo’on yang terletak di awal dan akhir kata, 86% responden
mempersepsikan
dengan
benar bahwa kosakata とうけい (toukee) merupakan
sebuah bunyi choo’on, sedangkan
14%
responden salah dalam menjawab soal ini.
KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa untuk bunyi choo’on memiliki
panjang kira-kira dua kali lipat vokal pendeknya (tan’on). Arti panjang
pendeknya sebuah kata dalam bahasa Jepang dapat menimbulkan perbedaan makna.
Hal ini harus diperhatikan agar tidak terjadinya kejanggalan dan
kekurangjelasan dalam berkomunikasi
kepada
pengajar, dalam perkuliahan agar membahas materi choo’on lebih mendalam.
Hal ini dirasa perlu agar mahasiswa terbiasa dengan bunyi (choo’on) dan
bunyi (tan’on) sehingga meminimalkan kesalahan. Kepada pembelajar,
mengenai bunyi (choo’on) dan bunyi (tan’on) terdapat banyak
kesalahan terutama dalam hal
mempersepsikannya, diharapkan agar lebih meningkatkan latihan-latihan
dalam mempelajari bahasa jepang.
Catatan Kecil:
Dalam penelitian tersebut sang peneliti menggunakan
software praat yang merupakan sebuah freeware yang diciptakan oleh Paul Boersma
& David Weenink dari Phonetic Sciences Department University of
Amsterdam (www.praat.org). Dengan
slogannya ‘doing phonetics with computer’, Praat merupakan software untuk
melakukan analisis dan rekonstruksi suara secara fleksibel. Praat dapat
digunakan untuk melakukan banyak hal, mulai dari analisis spectrogram
hingga rekonstruksi (add, cut, dll) suara itu sendiri.