Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari tidak
terlepas dari ikatan budaya yang diciptakan. Ikatan budaya tercipta oleh
masyarakat yang bersangkutan, baik dalam keluarga, organisasi, bisnis maupun
bangsa. Budaya membedakan masyarakat satu dengan yang lain dalam cara
berinteraksi dan bertindak menyelesaikan suatu pekerjaan. Budaya mengikat
anggota kelompok masyarakat menjadi satu kesatuan pandangan yang menciptakan
keseragaman berperilaku atau bertindak.
Budaya adalah suatu cara hidup yang
berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari
generasi ke generasi.Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit,
termasuk sistem agama dan politik,
adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan,
dan karyaseni.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak,
dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif.
Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial
manusia.
Sedangkan Budaya organisasi adalah
sebuah sistem makna
bersama yang dianut oleh para anggota yang membedakan suatu organisasi dari
organisasi-organisasi lainnya. Dan Seiring dengan bergulirnya waktu, budaya
pasti terbentuk dalam organisasi dan dapat pula dirasakan manfaatnya dalam
memberi kontribusi bagi efektivitas organisasi secara keseluruhan.
Berikut ini dikemukakan beberapa pengertian budaya
organisasi menurut beberapa ahli :
A. Menurut
Wood, Wallace, Zeffane, Schermerhorn, Hunt, Osborn (2001:391): budaya
organisasi adalah sistem yang dipercayai dan nilai yang dikembangkan oleh
organisasi dimana hal itu menuntun perilaku dari anggota organisasi itu
sendiri.
B.
Menurut Tosi, Rizzo, Carroll seperti
yang dikutip oleh Munandar (2001:263): budaya organisasi adalah cara-cara
berpikir, berperasaan dan bereaksi berdasarkan pola-pola tertentu yang ada
dalam organisasi atau yang ada pada bagian-bagian organisasi.
C.
Menurut Robbins (1996:289), budaya
organisasi adalah suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-anggota
organisasi itu.
D.
Menurut Schein (1992:12), budaya
organisasi adalah pola dasar yang diterima oleh organisasi untuk bertindak dan
memecahkan masalah, membentuk karyawan yang mampu beradaptasi dengan lingkungan
dan mempersatukan anggota-anggota organisasi. Untuk itu harus diajarkan kepada
anggota termasuk anggota yang baru sebagai suatu cara yang benar dalam
mengkaji, berpikir dan merasakan masalah yang dihadapi.
E.
Menurut
Cushway dan Lodge (GE : 2000), budaya organisasi merupakan sistem nilai
organisasi dan akan mempengaruhi cara pekerjaan dilakukan dan cara para
karyawan berperilaku. Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan budaya
organisasi dalam penelitian ini adalah sistem nilai organisasi yang dianut oleh
anggota organisasi, yang kemudian mempengaruhi cara bekerja dan berperilaku
dari para anggota organisasi.
F. Sutrisno (2010 ; 2) mendefinisikan budaya
organisasi sebagai perangkat sistem nilai-nilai (values), keyakinan-keyakinan
(beliefs) atau norma-norma yang telah lama berlaku, disepakati dan diikuti oleh
para anggota suatu organisasi sebagai pedoman perilaku dan pemecahan masalah-masalah
organisasi.
G. Menurut Kreitner dan Kinicki (2001) dalam
Sudarmanto (2009; 116) bahwa budaya organisasi merupakan bagian nilai-nilai dan
kepercayaan yang mendasari/ menjadi identitas organisasi.
H. Mangkunegara
A.P. (2008; 113) dapat mendefinisikan bahwa pengertian Budaya organisasi adalah
seperangkat asumsi atau sistem keyakinan, nilai-nilai dan norma yang
dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan pedoman tingkah laku bagi
anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi
internal.
Dari
berbagai definisi tersebut pada prinsipnya budaya organisasi merupakan nilai,
anggapan, asumsi, sikap dan norma perilaku yang telah melembaga kemudian
mewujud dalam penampilan, sikap dan tindakan, sehingga menjadi identitas dari
organisasi tertentu.
FUNGSI BUDAYA
ORGANISASI
Salah satu contoh dari
penjabaran tentang fungsi organisasi menurut para ahli.
Robins mencatat lima
fungsi budaya organisasi yaitu:
1.
Membedakan
satu organisasi dengan organisasi yang lain.
2.
Meningkatkan
sense of identity (rasa identitas) anggota.
3.
Meningkatkan
komitmen bersama.
4.
Menciptakan
stabilitas sistem social.
5.
Mekanisme
pengendalian yang terpadu dan membentuk sikap dan perilaku organisasi.
Siagaan mencatat
lima fungsi penting budaya organisasi, yaitu:
1. Sebagai
penentu batas-batas perilakudalam arti menentukan apa yang boleh dan tidak
boleh dilakukan, apa yang dipandang baik atau tidak baik, dan menentukan yang
benar dan yang salah.
2. Menumbuhkan
jati diri suatu organisasi dan para anggoatanya.
3. Menubuhkan
komitmen kepada kepentingan bersama diatas kepentingan individual atau kelompok
sendiri.
4. Sebagai
tali pengikat bagi seluruh anggota organisasi.
5. Sebagai alat pengendali perilaku para anggota
organisasi yang bersangkutan.
Fungsi
diatas menunjukkan bahwa budaya dapat membentuk perilaku dan tindakan anggota
dalam menjalankan aktivitasnya. Oleh karena itu, nilai-nilai yang ada dalam organisasi
perlu ditanamkan sejak dini pada diri setiap anggota.
PENGERTIAN KREATIVITAS:
Pengertian
kretaivitas menurut beberapa ahli;
A.
Menurut
Hurlock kreativitas menekankan pembuatan sesuatu yang baru dan berbeda.
B.
Sedangkan
Munandar menyebutkan kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru
yang mencerminkan kelancaran, keluwesan dan orisinalitas dalam berpikir
serta kemampuan untuk
mengkombinasikan suatu gagasan.
mengkombinasikan suatu gagasan.
C. Evans
juga menjelaskan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk menemukan
hubungan-hubungan baru, untuk melihat suatu obyek dari perspektif baru, dan
untuk membentuk kombinasi baru dari dua atau lebih konsep yang sudah ada dalam
pikiran.
Berdasarkan
beberapa pendapat tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa kreativitas adalah
kemampuan seseorang untuk menemukan hubungan-hubungan baru dan membuat
kombinasi-kombinasi baru yang mencerminkan kelancaran, keluwesan dan
orisinalitas dalam berpikir sehingga dapat menciptakan sesuatu yang baru. Dalam
hal ini sesuatu yang baru tidak berarti sebelumnya tidak ada, akan tetapi
sesuatu yang baru ini dapat berupa sesuatu yang belum dikenal sebelumnya.
CIRI-CIRI
KREATIVITAS:
Guilford (dalam Munandar, 2009)
mengemukakan ciri-ciri dari kreativitas antara lain:
a. Kelancaran
berpikir (fluency of thinking), yaitu kemampuan untuk menghasilkan banyak ide
yang keluar dari pemikiran seseorang secara cepat. Dalam kelancaran berpikir,
yang ditekankan adalah kuantitas, dan bukan kualitas.
b. Keluwesan
berpikir (flexibility), yaitu kemampuan untuk memproduksi sejumlah ide,
jawaban-jawaban atau pertanyaan-pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat suatu
masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda, mencari alternatif atau arah yang
berbeda-beda, serta mampu menggunakan bermacam-macam pendekatan atau cara
pemikiran. Orang yang kreatif adalah orang yang luwes dalam berpikir. Mereka
dengan mudah dapat meninggalkan cara berpikir lama dan menggantikannya dengan
cara berpikir yang baru.
c. Elaborasi (elaboration), yaitu kemampuan
dalam mengembangkan gagasan dan menambahkan atau memperinci detail-detail dari
suatu objek, gagasan atau situasi sehingga menjadi lebih menarik.
d. Originalitas (originality), yaitu kemampuan
untuk mencetuskan gagasan unik atau kemampuan untuk mencetuskan gagasan asli.
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI KREATIVITAS:
Menurut Rogers (dalam Munandar, 2009),
faktor-faktor yang dapat mendorong terwujudnya kreativitas individu
diantaranya:
A. Dorongan dari dalam diri sendiri (motivasi
intrinsik) Menurut Roger (dalam Munandar, 2009) setiap individu memiliki
kecenderungan atau dorongan dari dalam dirinya untuk berkreativitas, mewujudkan
potensi, mengungkapkan dan mengaktifkan semua kapasitas yang dimilikinya.
Dorongan ini merupakan motivasi primer untuk kreativitas ketika individu
membentuk hubungan-hubungan baru dengan lingkungannya dalam upaya menjadi
dirinya sepenuhnya (Rogers dalam Munandar, 2009). Hal ini juga didukung oleh
pendapat Munandar (2009) yang menyatakan individu harus memiliki motivasi
intrinsik untuk melakukan sesuatu atas keinginan dari dirinya sendiri, selain
didukung oleh perhatian, dorongan, dan pelatihan dari lingkungan.
Menurut
Rogers (dalam Zulkarnain, 2002), kondisi internal (interal press) yang dapat
mendorong seseorang untuk berkreasi diantaranya:
1. Keterbukaan terhadap pengalaman
Keterbukaan
terhadap pengalaman adalah kemampuan menerima segala sumber informasi dari
pengalaman hidupnya sendiri dengan menerima apa adanya, tanpa ada usaha defense,
tanpa kekakuan terhadap pengalaman-pengalaman tersebut dan keterbukaan terhadap
konsep secara utuh, kepercayaan, persepsi dan hipotesis. Dengan demikian
individu kreatif adalah individu yang mampu menerima perbedaan.
2. Kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan pribadi seseorang (internal locus of evaluation)
2. Kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan pribadi seseorang (internal locus of evaluation)
Pada dasarnya penilaian terhadap produk
ciptaan seseorang terutama ditentukan oleh diri sendiri, bukan karena kritik
dan pujian dari orang lain. Walaupun demikian individu tidak tertutup dari
kemungkinan masukan dan kritikan dari orang lain.
3.
Kemampuan untuk bereksperimen atau “bermain” dengan konsep-konsep.
Merupakan kemampuan untuk
membentuk kombinasi dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya.
B. Dorongan dari
lingkungan (motivasi ekstrinsik)
Munandar
(2009) mengemukakan bahwa lingkungan yang dapat mempengaruhi kreativitas
individu dapat berupa lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Lingkungan
keluarga merupakan kekuatan yang penting dan merupakan sumber pertama dan utama
dalam pengembangan kreativitas individu. Pada lingkungan sekolah, pendidikan di
setiap jenjangnya mulai dari pra sekolah hingga ke perguruan tinggi dapat
berperan dalam menumbuhkan dan meningkatkan kreativitas individu. Pada
lingkungan masyarakat, kebudayaan-kebudayaan yang berkembang dalam masyarakat
juga turut mempengaruhi kreativitas individu.
PENGARUH
TEKNOLOGI TERHADAP KREATIVITAS INDIVIDU dan TEAM
Dalam
hal ini teknologi sangat membantu setiap individu dalam mengembangkan
kreativitas yang mereka miliki dengan cara memanfaatkan teknologi yang terus berkembang
dengan setiap individu dapat dengan mudah menyampaikan atau memberikan
kerativitas yang mereka miliki untuk dipergunakan dalam membantu kinerja mereka
atau pun organisasi tempat mereka berdiskusi.
Dan
juga dapat membantu setiap team dalam mengumpulkan semua kreativitas dari
anggota team lainnya dengan cara memanfaatkan teknologi yang ada atau
disediakan, dan dengan teknologi yang ada tersebut, sebuah team dapat dengan
mudah memilih dengan mudah mengembankan kreativitas yang baik dan sesuai dengan
tujuan dari team tersebut.
Dengan
teknologi yang terus berkembang sampai saat ini memberikan kemudahan kepada
setiap individu atau team dalam mengembangkan kreativitas yang mereka miliki
dengan memanfaatkan teknologi yang benar untuk memajukan kinerja dari suatu
team atau organisasi dala menjalankan tugas atau dalam memecahkan sebuah
masalah.
DISADUR DARI : diposkan jam 18:00 tanggal 17-06-2012
Luthans Fred, (2006), Perilaku
Organisasi, Andi Yogyakarta.